Bisnis
Kamis, 6 Januari 2022 - 20:07 WIB

Jangan Bingung, Ini Bedanya Unicorn, Decacorn dan Hectocorn

Jessica Gabriela Soehandoko  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi start up (istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Unicorn, decacorn dan hectocorn menjadi istilah yang ramai di dalam dunia startup, termasuk di Indonesia.

Istilah  unicorn, decacorn, dan hectocorn muncul dari Co-founder Cowboy Ventures yakni Aileen Lee. Di dalam techcrunch.com, yakni artikelnya dalam lima tahun yang lalu, Aileen Lee menyebutkan “unicorn club”. Berikut perbedaan ketiga istilah-istilah itu seperti dilansir Bisnis.com, Kamis (6/1/2022):

Advertisement

1. Unicorn

Unicorn merupakan sebutan untuk perusahaan startup yang telah memiliki valuasi sebesar US$1 miliar. Dilansir dari CBInsight, per Desember 2021 diketahui terdapat 959 total perusahaan yang telah memasuki kategori ini.

Untuk di Indonesia, perusahaan yang telah masuk dalam sebutan unicorn adalah Gojek, Bukalapak, Traveloka, dan juga Tokopedia. Baru-baru ini yang telah masuk ke dalam Unicorn adalah Kopi Kenangan.

Advertisement

Untuk di Indonesia, perusahaan yang telah masuk dalam sebutan unicorn adalah Gojek, Bukalapak, Traveloka, dan juga Tokopedia. Baru-baru ini yang telah masuk ke dalam Unicorn adalah Kopi Kenangan.

2. Decacorn

Lebih tinggi dari Unicorn, Decacorn merupakan perusahaan yang memiliki valuasi lebih dari US$10 miliar. Dilansir dari whatisthebusinessmodelof.com, Decacorn sendiri termasuk di dalam komunitas yang lebih eksklusif dan terdiri lebih dari 30 lebih perusahaan pada pada tahun 2021.

Dalam Decacorn, perusahaan ini termasuk seperti Uber, Airbnb, SpaceX, dan lain-lainnya. Baca Juga : Empat Unicorn Bakal Serap Right Issue Allo Bank (BBHI)

Advertisement

Namun selain tiga level ini, sebenarnya terdapat level startup lainnya yakni Cockroach, perusahaan yang baru saja berdiri dan valuasinya kecil, Ponies dengan valuasi sebesar US$10 juta dan Centaurus yakni sebesar US$100 juta dolar.

Baca Juga:  Tanpa Ekonomi Hijau, Indonesia Disebut Sulit Jadi Negara Maju di 2045

Startup Kuliner

Di sisi lain, startup kuliner, khususnya minuman dinilai makin menarik perhatian investor pada tahun depan. Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menuturkan keberadaan startup kuliner mengubah tren bisnis makanan.

Advertisement

Sebelumnya, bisnis food and beverage (F&B) banyak mengejar keuntungan di awal, tetapi para perusahaan rintisan lebih fokus pada target pendanaan.

“Pada tahun-tahun ke depan makin banyak investor yang menggelontorkan dana untuk startup kuliner lokal, terutama di bisnis minuman,” kata Huda, Rabu (29/12/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: Presiden Jokowi Cabut Ribuan Izin Usaha Tambang, Ini Alasannya

Advertisement

Dia menuturkan para pemodal ventura tertarik untuk investasi di startup makanan karena pasar luas dan layanan pesan-antar daring yang sudah sangat berkembang. Huda menilai bisnis minuman, khususnya kopi kekinian akan mampu bertahan dan tumbuh hingga beberapa tahun ke depan.

Namun, belum dikatakan siap untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

Sementara, Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang menyebut bisnis Kopi Kenangan banyak diminati investor karena fokus pada penambahan kedai atau outlet yang dikelola langsung, bukan melalui franchise.

Untuk itu, menurut Dianta, kualitas produk yang dihasilkan relatif lebih mudah untuk dijaga. Selain itu, bisnis minuman kopi di Indonesia memang menjanjikan, karena ketersediaan bahan baku dan konsumen yang melimpah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif