SOLOPOS.COM - Ilustrasi klaim asuransi. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Pada zaman sekarang, punya asuransi kesehatan seolah jadi kebutuhan yang wajib dipenuhi, termasuk kamu muda milenial. 

Mengingat  penyakit dapat menyerang siapa saja, baik tua maupun muda.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Selain memiliki BPJS Kesehatan, tidak ada salahnya memiliki asuransi kesehatan untuk memastikan perlindungan kesehatan terbaik. Akan tetapi, banyaknya perusahaan asuransi dan ragam jenis perlindungan yang ditawarkan acapkali membuat bingung.

Dilansir dari Bisnis.com, Berikut sejumlah pertimbangan yang perlu bagi milenial.

Pengamat Asuransi Azuarini Diah Parwati mengatakan usia muda tidak menjamin selalu sehat. Bahkan sejumlah penyakit berat seperti jantung juga banyak ditemui diidap oleh kalangan milenial.

Wanita yang akrab disapa Rini itu menyebut utamanya penyakit berat ini timbul karena kurang menjaga pola hidup, seperti pola tidur, asupan makanan, hingga olahraga.

Mengutip laman resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada Kamis (26/1/2023), data Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014 – 2019 menunjukkan bahwa penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Sementara itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 juga menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Alhasil, BPJS Kesehatan harus menanggung pembiayaan untuk penyakit jantung sebesar Rp7,7 triliun pada 2021.

Oleh sebab itu, Rini menyarankan langkah pertama yang harus dilakukan milenial adalah memperbaiki pola hidup sehat, seperti melakukan aktivitas fisik atau olahraga, cukup tidur, kelola stres, hingga makanan yang dikonsumsi. Baca Juga : Pencairan Dini Klaim Asuransi Jiwa Tembus Rp82,39 Triliun, Begini Kata AAJI

“Kedua, belilah asuransi kesehatan saat kita masih sehat, jangan saat sakit, karena nanti kalau ada apa-apa [penyakit] malah nggak dibayar. Itu karena ada masa tunggu terhadap klaim suatu penyakit,” kata Rini saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (26/1/2023).

Rini menyatakan pembelian asuransi kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dalam keadaan sehat. Ketiga, masyarakat harus mengisi surat pernyataan penyakit sesuai dengan keadaan sebenarnya karena akan berdampak pada klaim di kemudian hari.

“Beli asuransi kesehatan yang murni, jangan sifatnya rider ke unit-linked. Karena kalau rider, maka benefit-nya lebih sedikit, sebab uangnya akan lebih banyak dimasukkan ke investasi,” jelasnya.

Rini menjelaskan dengan memiliki asuransi kesehatan murni, tanpa adanya rider, maka manfaat yang didapatkan akan maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya