SOLOPOS.COM - Assistant Marcom Manager Grand Mercure Solo Baru, Christina Pristisa Citra Puspita.(Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Terjun di dunia perhotelan secara tidak langsung telah mengubah kehidupan Christina Pristisa Citra Puspita, Assistant Marcom Manager Grand Mercure Solo Baru. Menjalani karier di dunia perhotelan juga menjadi bukti, dirinya tidak ragu untuk keluar dari zona nyaman.

Lahir di Solo, pada 1992 lalu, wanita yang juga akrab disapa Christina Sasa tersebut mengaku selama kecilnya merupakan anak yang introvert. Bahkan hal itu berlangsung hingga dia menjalani kuliah, sebelum terjun di dunia kerja.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Sifat introvert itu bahkan menjadikannya cukup tertutup. Bahkan untuk sekedar menunjukkan talentanya pun, dia harus didorong atau dipaksa oleh mamanya. Tidak jarang dirinya harus mengambek saat disuruh mengikuti lomba-lomba.

Sampai pada saat duduk di bangku SMA, perlahan dia mulai berani untuk tampil mengikuti audisi menyanyi. Dia yang masih kelas 3 SMA, iseng untuk mengikuti seleksi acara ajang pencarian bakat dan sempat lolos pada audisi bus untuk ajang Indonesian Idol, sekitar 13 tahun lalu.

Setelah lulus dari SMA, dia melanjutkan kuliah D3 Perhotelan di International Hotel Management School (IHS) dan lulus pada 2013. Namun sebelum lulus, dirinya sudah kontrak kerja di Favehotel Solo. Sebelumnya dirinya juga tidak mengira jika dengan sifat yang tertutup, harus bekerja sebagai marketing communication (marcomm).

Saat itu dirinya tidak memiliki latar belakang pendidikan komunikasi. Terlebih dalam pekerjaan itu, dirinya harus banyak bertemu dengan orang-orang baru, berkomunikasi dan berbicara dengan banyak orang. Bahkan tidak jarang dirinya diminta untuk menjadi pembicara. Sejak saat itulah dia mulai menyadari jika komunikasi sangat penting di dunia kerja.

“Sepintar apapun, tanpa komunikasi, ilmu tidak akan sampai ke orang lain. Saat interview pun, orang tidak akan bisa tahu potensi kita kalau kita tidak bisa menyampaikannya dengan baik,” kata dia saat berbincang di Hotel Grand Mercure Solo Baru, Senin (14/8/2023).

Tantangan

Lepas dari Favehotel pada akhir 2014, dia berpindah ke Hotel Atria di Magelang sebagai Public Relation Manager di awal 2015. Dia sengaja memilih tempat kerja di luar Soloraya. Tujuannya untuk mencari tantangan, dan mengenal budaya baru di luar daerah.

Tapi di tempat tersebut dia hanya menjalaninya sekitar satu tahun. Sebab setelahnya dia pindah lokasi kerja lagi, yakni di Yogyakarta. Selama setahun dia menjalani tugas sebagai sales di Hotel Melia Purosani dan setahun menjadi Sales and Marketing Manager di Hotel Crystal Lotus.

“Di Yogyakarta, saat itu saya sudah mulai memikirkan karier. Saya berpikir, jika di marcomm, [karier] paling mentok adalah marcomm manager atau direktur marcomm. Jadi saat itu saya memutuskan pindah ke bagian sales,” jelas dia.

Perpindahan bidang pekerjaan tersebut bukan tanpa tantangan. Terlebih bidang baru yang dijalani saat itu memiliki pola kerja yang berbeda dengan marcomm. Namun dengan terus belajar, tantangan tersebut dapat dijalani. Di situlah dia harus berupaya untuk memiliki jaringan lebih luas.

“Jadi itu yang membuat saya jadi tidak introvert lagi,” lanjut dia.

Menurutnya sifat introvert bisa dihilangkan ketika memiliki kemauan keras. “Memang harus ada kemauan dan harus dipaksa, termasuk dipaksa oleh kondisi,” kata dia.

Lepas dari Yogyakarta, Sasa mulai rindu Solo lagi. Dengan begitu pada 2017, dia pindah ke Hotel Harris Solo yang saat itu tengah preopening. Dia hanya setahun di hotel itu, kemudian sempat di Hotel Swiss-Belinn Saripetojo selama satu tahun, sebelum akhirnya memutuskan istirahat dari dunia perhotelan. Sebab dirinya harus fokus pada keluarga terlebih saat itu dirinya tengah hamil anak ketiga.

Barulah setelah anak lahir dan mencapai usia 1,5 tahun, Sasa kembali lagi terjun di hotel, tepatnya di Hotel Grand Mercure Solo Baru, yang ada di Grogol, Sukoharjo. Saat ini dirinya juga tengah melanjutkan pendidikan S1 Hukum di Universitas Terbuka, tepatnya mulai 2021 lalu.

“Kenapa saya pilih hukum, tidak komunikasi? Sebab hidup di sebuah negara pasti ada hukum. Di digital marketing juga ada undang-undang. Ketika melakukan bekerja sama, membuat perjanjian juga ada undang-undangnya. Kalau ada salah, ada tuntutan apa, bisa tahu. Intinya juga bermanfaat dalam pekerjaan saya,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya