SOLOPOS.COM - Pemilik usaha kaus Jakadutz, Wahyu. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pesan moral bisa disampaikan melalui media apapun. Biasanya melalui ceramah, spanduk, atau kegiatan lainnya. Namun, ada juga pesan moral yang disampaikan melalui produk kaus. Sehingga bisa tersampaikan ke mana saja ketika pemakainya bepergian.

Produk kaus Jakadutz, adalah salah satunya. Kendati di pasaran sudah ada produk sejenis, namun pemilik usaha tetap semangat. Apalagi merek produk tersebut memiliki akronim yang sangat menyentuh dan bisa menjadi pengingat siapapun.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Jakadutz itu akronim atau kependekan dari, Jangankan Kita Dunia Itupun Zementara,” jelas pemilik usaha Jakadutz, Wahyudi Joko Purnomo kepada Solopos.com, Senin (12/10/2020).

Tak hanya merek, produk Jakadutz pun berisi tulisan-tulisan pesan moral atau petuah. Sebagian besar menggunakan bahasa Jawa. Karena itu Wahyu sapaan akrabnya, menyertakan bahasa Indonesia dari pesan moral itu agar mengena kepada siapapun.

Bikin Gebrakan Saat Pandemi Bisa Dapat Bantuan Modal Usaha Rp2 Miliar, Siapa Mau?

“Salah satu tulisan di kaus Jakadutz itu seperti, Urip iku Urup [Hidup itu Nyala]. Maknanya hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita,” jelas Wahyu.

Usaha kaus Jakadutz, menurut Wahyu, dimulai pada pertengahan tahun 2016. Niatnya membuat produk untuk menambah pilihan oleh-oleh dari Kota Solo bertema religi budaya. Berisi tulisan-tulisan petuah Jawa yang penuh makna dan tak lekang oleh waktu.

“Selain berisi petuah-petuah yang sarat makna, produk kaus Jakadutz dibuat terbatas atau limited edition. Di mana setiap desain dan ukuran hanya dibuat 50 kaus saja,” ujarnya.

Ini Alasan Artis Raditya Dika Pilih Investasi di Pasar Modal, Ternyata Bukan karena Ingin Kaya

Makna Warna

Tidak hanya melalui tulisan yang ada di kaus Jakadutz, namun juga pemilihan warnanya mengandung filosofi tersendiri. Pilihan warnanya, ada merah, kuning, dan hijau layaknya lampu pengatur lalu lintas.

“Jadi dalam menjalani hidup ini ada kalanya manusia harus berhenti, berhati-hati, dan berjalan. Selain ketiga warna itu, ada juga warna hitam dan putih. Kedua warna itu sebagai gambaran ada pihak yang hitam namun ada juga yang putih,” tutur Wahyu.

Salah satu desain kaus Jakadutz. (Istimewa)

Untuk pemasaran kaus Jakadutz menyasar kalangan usia dewasa dan anak-anak. Adapun harganya untuk kaus anak Rp35.000-Rp45.000, setelan kaus dan celana pendek Rp45.000-Rp50.000. Sedang untuk dewasa, kaus lengan pendek Rp60.000-Rp75.000 dan lengan panjang Rp85.000.

Pelaku Usaha Korban Covid-19 Didorong OJK Solo Manfaatkan PEN, Apa Itu?

“Sebagai oleh-oleh, kaus Jakadutz selain Solo Raya juga sampai Mekkah dan Madinah. Selama ini berjualan saat Car Free Day. Namun juga ada toko di belakang UNS,” ujar Wahyu.
Selain itu untuk pemasaran juga melalui Facebook: Jakadutz dan Instagram: Jakadutz. Selain itu usaha yang berada di Jl. Sawah Karang No. 59, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo (0813-2929-7760) juga terus berbenah.

“Salah satunya ikut UMKM Expo yang digelar Solopos dan Bank Indonesia. Saya mendapatkan manfaat untuk administrasi keuangan dan pengenalan pemasaran secara online,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya