SOLOPOS.COM - Hasil panen jahe dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Arum Jumantono, Karangnayar. (Istimewa/Dwi Hastuti)

Solopos.con, SOLO — Jahe termasuk tanaman rimpang yang populer sebagai bahan baku obat tradisional. Tanaman ini sangat potensial dibudidayakan di wilayah Soloraya.

Hal itu sudah dibuktikan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Arum Jumantono Karanganyar. Perwakilan KWT Sekar Arum, Dwi Hastuti menjelaskan hasil panen beberapa tanaman obat dari KWT selalu dipasok ke Pabrik Air Mancur di Palur, Karanganyar sejak 2021.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Awalnya kelompoknya mendapatkan bantuan bibit jahe dan lengkuas dan diberikan pelatihan dari PT Combiphar. Bibit tersebut kemudian ditanam oleh 30 orang anggota KWT di lahan milik bersama. Selain itu, masing-masing anggota juga menanam di pekarangan atau polibag di sekitar rumah. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan target yang dipasok ke pabrik.

Masa tanam jahe berkisar 9 hingga 12 bulan. Sejak awal penanaman hingga panen, Dwi menjelaskan selalu mendapatkan pendampingan dari berbagai pihak baik dari pemerintah setempat hingga Combiphar.

“Setelah panen masuk ke proses pembuatan simplisia jahe, kami bikin selama sebulan. Dari panen dibersihan, dicuci, dibersihkan, dipotong, hingga pengeringan, dan dijemur di rumah penggeringan,” terang Dwi, saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (8/8/2023).

Simplisia merupakan hasil pengeringan dari tanaman obat yang belum diolah lebih lanjut atau baru dirajang saja yang kemudian dijemur. Pada Januari 2023, kelompoknya mampu memasok 200 kilogram (kg) ke Pabrik Air Mancur.

Pasokan tersebut sesuai standar sortir pabrik, namun ia mengaku kelompoknya masih belum memenuhi target produksi. Budidaya tanaman obat tradisional di wilayah Dwi masih diminati. Sehingga masih banyak yang menanam tanaman obat tradisional, misalnya kencur, sereh, lengkuas, dan lain-lain.

Senior General Manager – Corporate Communication & CSR PT Combiphar, Dony Hermawan menguraikan saat ini Combiphar memiliki enam program pengembangan masyarakat di antaranya adalah Combiphar Healthy Living Education, Combiphar Health Desk, Combiphar Women and Youth Development, Combi Hope, Combi Run, dan Combiphar Players Championship.

Pendampingan terhadap KWT Sekar Arum di Jumantono Karanganyar merupakan. bagian dari Combiphar Women & Youth Development. Dony menjelaskan peran perempuan mempunyai peranan kunci di keluarga maupun lingkungan sekitarnya.

“Untuk itulah kami mengajak para perempuan untuk meningkatkan kapasitas diri mereka dengan meningkatkan ekonomi keluarga melalui budidaya jahe dan lengkuas yang hasilnya bisa diserap sebagai bahan baku jamu Air Mancur,” ujar Dony.

Untuk itu, lanjut Dony, Combiphar menggagas program corporate social responsibility (CSR)  dengan membina dan memberikan pelatihan kepada petani perempuan. Sehingga kesejahteraan perempuan semakin meningkat di wilayah operasional bisnis Combiphar.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan livelihood atau mata pencaharian bagi perempuan, khususnya Kelompok Wanita Tani dan PKK di sekitar wilayah operasional Combiphar Group.

Selain itu, hal tersebut juga sejalan dengan komitmen Combiphar, yaitu Championing a Healthy Tomorrow. Sebagai upaya meningkatkan kualitas produknya di segmen preventif atau encegahan, salah satunya melalui pengadaan produk-produk herbal yang berkualitas.

“Dalam pelaksanaannya kami berkolaborasi dengan TPPKK dan Dinas Pertanian serta Pemerintah setempat di Karanganyar,” tambah Dony.

Dony menguraikan program tersebut telah berjalan 16 bulan dimulai dari penyuluhan, pelatihan, pembibitan, dan penanaman, hingga panen.

Selain di Karanganyar, program pemberdayaan perempuan dari Combiphar juga terdapat di Kabupaten Wonogiri.

Menurut Dony, pemerintah setempat sangat membantu program ini sebagai langkah perempuan untuk membudidayakan jahe dan lengkuas agar sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam membuat bahan baku jamu Air Mancur.

Program ini, menurut Dony menggunakan lahan yang sebelumnya tidak produktif. Serta memanfaatkan halaman rumah masyarakat, sehingga para perempuan terutama ibu rumah tangga bisa tetap produktif di rumah.

Saat ini tercatat 230 perempuan tani mengikuti rangkaian program mulai dari pelatihan dari Dinas Pertanian dan B2P2TOOT dan Persada yang merupakan mitra Combiphar mengenai pembibitan, penanaman hingga membuat simplisia jahe dan lengkuas yang menjadi bahan baku utama jamu.

Selain itu, ada program edukasi mengenai motivasi diri, pola hidup sehat, dan kewirausahaan juga diberikan untuk membekali para perempuan untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Melalui program ini juga, sekitar 4.000 perempuan telah menerima edukasi pola hidup sehat yang disebarkan oleh ke 230 peserta tersebut.

“Fokus utamanya adalah untuk menjalankan program Combi Hope untuk mempertegas komitmen Combiphar dalam memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi operasional secara berkelanjutan, untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petani perempuan. Program ini juga secara proaktif menjalin kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat,” ujar Dony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya