SOLOPOS.COM - Ilustrasi penandatanganan PPA PLTB Tanah Laut 70 MW antara PLN, Total Eren, Adaro Power, dan PJBI. (Istimewa)

Solopos.com, BANDUNG — PLN mengedepankan prinsip fairness dan juga tingkat pengembalian investasi atau Internal Rate of Return (IRR) yang menarik dalam bekerja sama dengan semua pihak. Dua prinsip itu diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan hal itu saat menjadi panelis diskusi bertajuk Corporate Renewable Procurement: Power Purchase Agreement yang diselenggarakan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB), Kamis (10/8/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Di depan peserta diskusi panel, Darmawan memaparkan kunci penting dalam keberlanjutan investasi, khususnya di sektor ketenagalistrikan adalah kontrak kerja sama atau Power Purchase Agreement (PPA). Kunci penting langkah ini, PLN bersama mitra selalu memetakan rencana kerja yang reliable dan juga mitigasi risiko, sehingga dalam pelaksanaan pengembangan sektor kelistrikan mampu mendorong iklim investasi yang menarik bagi para investor.

“PLN memegang peranan penting dalam menjalankan agenda transisi energi. Pembangunan pembangkit EBT yang makin digenjot, penguatan jaringan distribusi dan transmisi serta langkah dekarbonisasi merupakan serangkaian proyek transisi energi yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak,” imbuh Darmawan, dalam keterangan resmi yang diterima Solopos.com, Jumat (11/8/2023).

Darmawan menegaskan PLN sangat terbuka dalam peluang kerja sama baik teknologi, finansial maupun kerja sama pembangunan infrastruktur. Semua kerja sama yang dijalankan PLN mengusung prinsip keberlanjutan serta mendorong perekonomian nasional.

Sahala Simanjutak dari Supreme Energy juga menguatkan bahwa keberhasilan sebuah proyek maupun rencana investasi sangat bergantung pada kerja sama yang kuat. Lewat PPA, menjadi kunci apakah proyek bisa berjalan atau tidak.

“Salah satu key project dari project financing itu adalah kontrak pekerjaan, karena kontrak adalah producing konteks yang menjadi perhatian bagi investor juga menjadi perhatian buat para pihak financer,” tegas Sahala.

Sahala juga mengatakan kontrak kerja sama harus bisa memberikan kepastian kepada para pengembang dan penyokong dana proyek sehingga merasa nyaman untuk memberikan investasinya kepada pengembang.

Sahala menilai saat ini PLN sudah menerapkan skema kontrak kerja sama yang menarik dan mampu mengakomodasi kebutuhan para investor untuk bersama mengembangkan kelistrikan nasional.

“Saya rasa untuk PPA yang ada sekarang sudah mengakomodir hal–hal yang menjadi concern dari pihak pengembang dan pihak lenders. Ke depannya kontrak yang ditandatangani PLN dengan pengembang swasta itu terus bankable dan terus dapat melanjutkan investasinya di Indonesia,” tegas Sahala.

Selain membangun bisnis kelistrikan yang fair, upaya ini merupakan bukti bahwa PLN turut serta memajukan bangsa melalui diseminasi pengetahuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya