SOLOPOS.COM - Ilustrasi es teh manis. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO – Minuman es teh cukup digemari oleh masyarakat secara global. Karena alasan inilah, bisnis minuman teh tak akan pernah mati. Di Kota Solo, bisnis es teh pun kian menjamur.

National Geographic dalam artikelnya The Worlds Top Drink bahkan menempatkan teh sebagai minuman paling populer di dunia. Teh disebut mampu mengalahkan kopi dalam banyak hal. Teh jauh lebih dulu menyapa lidah manusia daripada kopi. Teh kali pertama dipanen pada pada 2700 SM oleh Kaisar Shen Nung yang juga dikenal sebagai seorang tabib. Sementara kopi kali pertama ditemukan di Ethiopia, Afrika Timur, pada abad ke-9.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Teh tergolong minuman harian karena juga bisa dibuat sendiri di rumah. Ternyata minuman es teh saat ini tengah menjadi ladang bisnis yang banyak digeluti masyarakat. Di Solo ini saja, banyak kita temui orang yang menjual minuman tersebut. Rumah makan atau wedangan hingga restoran mewah hampir semuanya menampilkan es teh di daftar menunya. Es teh kini juga bisa ditemui di outlet-outlet atau lapak-lapak pedagang di tepi jalan. Tentunya dengan berbagai brand dan tampilan.

Saat Solopos.com mencoba menelusuri beberapa wilayah di Kota Solo, Jumat (9/6/2023), tidak sulit untuk menemukan lapak-lapak penjual teh tersebut. Ada yang berjualan dengan lapak semi permanen, ada yang di atas kendaraan, ada pula yang di lapak permanen.

Ada yang menjual dengan brand sediri, ada pula yang dengan sistem franchise maupun cabang. Ada beberapa hal yang dinilai menjadikan es teh ini menjadi ladang bisnis.

1. Familier dan memiliki segmen pasar luas

Hampir semua orang di Indonesia mengenal dan pernah minum es teh. Dengan begitu calon pembeli tak perlu bertanya-tanya lagi dan khawatir lidahnya tidak cocok dengan produk minuman satu ini. Bahkan minuman ini memiliki segmen yang sangat luas.
“Kalau pembeli, semua kalangan. Ada anak-anak, dewasa hingga orang tua,” kata salah satu penjual es teh di sekitar Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Dion.

2. Harga terjangkau

Es teh merupakan produk minuman dengan harga cukup terjangkau. Jika di lapak-lapak es teh yang saat ini tengah banyak ditemui, harga per cup sekitar Rp3.000-Rp5.000 tergantung variannya.

3. Modal terjangkau

Dengan modal teh, air, gula pasir dan es batu, kita sudah bisa membuat minuman tersebut. Harga bahan bakunya pun cenderung stabil. “Kalau harga teh [mentah] tidak banyak mengalami perubahan,” kata salah satu penjual es teh di sekitar Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Reno.

Merebaknya bisnis es teh ini seakan juga didukung dengan kondisi cuaca panas beberapa waktu terakhir. Sebab saat kondisi panas, permintaan es juga mengalami peningkatan. Beberapa pedagang es teh di sekitar Kampus UNS dan ISI Solo, Kentingan, Jebres, mengaku sejak wilayah Solo dan sekitarnya mengalami cuaca yang sangat panas beberapa waktu terakhir, permintaan produk jualannya naik.

Kenaikannya pun bisa mencapai dua kali lipat. Belum lagi jika di sekitar kampus ada event tertentu. “Kalau cuacanya panas, bisa sekitar 80 cup sehari. Kalau ada event bisa lebih dari 100 cup. Tapi kalau cuaca sedang tidak mendukung ya biasanya di bawah 80 cup,” jelas Dion.

Tidak jarang, dia harus meminta tambahan bahan baku jika permintaannya banyak. Seperti pada Jumat (9/6/2023) kemarin, di mana dirinya juga harus meminta tambahan bahan baku yakni teh karena persediaannya saat itu sudah habis.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di kawasan tersebut, hampir semua lapak es teh didatangi pembeli. Terlebih memang pada hari itu, cuaca di sekitar UNS juga sedang panas. Di kawasan tersebut ada cukup banyak lapak es teh dengan berbagai brand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya