SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Triwindu Solo, pada Senin (23/1/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Sebagai pusat jual-beli barang antik di Kota Bengawan, Pasar Triwindu Solo menjadi jujukan wisatawan, tak hanya warga lokal, namun juga para pelancong dari mancanegara.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu Solo, Yuliana Kusumaningtyas, menguraikan bahwa ia tengah berusaha mengenalkan Pasar Triwindu untuk warga lokal Solo. Menurutnya, banyak warga lokal Solo yang justru kurang mengetahui pasar ini.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Nana, sapaan akrabnya mengaku tengah mencoba menjaga eksistensi Pasar Triwindu dengan rencana menggelar event khusus. Selain itu, ia mengaku sangat terbantu oleh para fotografer yang menjadikan Pasar Triwindu sebagai jujukan obyek foto, karena secara tidak langsung menjadi media promosi.

Acara besar yang seringkali dipusatkan di Pura Mangkunegaraan menjadi salah satu faktor pendukung untuk memperkenalkan Pasar Triwindu kepada masyarakat luas.

“Pemilik kios sendiri bisa dikatakan 95% sudah berganti ke generasi kedua dan generasi ketiga. Pedagang bisa dikatakan sukses karena bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana,” terang Nana, saat ditemui Solopos.com, pada Senin (23/1/2023).

Konsumen atau pengunjung terdiri dari bermacam-macan kelompok masyarakat, yang meliputi pemakai langsung sebagai suviner, produsen, pemborong, dan lain-lain. Untuk barang antik, pembeli kebanyakan datang dari luar negeri. Pasar Triwindu biasanya jadi jujukan turis negeri, yang biasanya berasal Amerika, Kanada, Australia, Belanda, Jerman, Jepang, Malaysia, dan lain-lain.

Lantas apa yang membuat Pasar Triwindu menjadi menarik?

Ada dua aspek yang mendukung Pasar Triwindu menjadi pasar yang otentik, yaitu faktor fisik dan faktor sosial. Hal ini sesuai dengan pada MUDRA Jurnal Seni Budaya, dalam artikel yang berjudul Sense of Place Pasar Barang Antik Triwindu: Eksplorasi Faktor Fisik dan Sosial pada Kompleks Arsitektur Komersial di Surakarta, yang dikutip Solopos.com pada Selasa (24/1/2023), di laman dspace.uc.ac.id.

Faktor fisik yang mendukung sense of place Pasar Triwindu, adalah arsitektur dan kawasan yang meliputi kawasan Ngarsapura yang unik, fasad dan ornamen bangunan langgam arsitektur rumah Jawa, patung loro blonyo di gerbang pasar.

Kemudian faktor fisik dari interior, yang meliputi pengelompokan area berdasar jenis barang dagangan, display barang dagangan, batas antar lapak, signage atau papan nama lapuk, lebar koridor, varian produk dagangan.

Sedangkan, faktor sosial yang mendukung Pasar Triwindu menjadi pasar autentik, adalah history dan memory dari Pasar Triwindu, narasi pohon sawo kecik, karakter pedagang dan pengunjung, aktivitas event kuliner dan promosi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya