Bisnis
Jumat, 10 November 2023 - 16:18 WIB

Investor Muda Meningkat, Ini Tips OJK Solo agar Tak Terjebak Investasi Ilegal

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jual beli saham. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi investor muda agar tidak terjebak investasi ilegal atau bodong.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kota Solo, Eko Yunianto menguraikan tumbuhnya minat anak muda untuk berinvestasi salah satunya disebabkan masifnya edukasi dan sosialisasi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa.

Advertisement

“Selain itu, juga adanya galeri investasi di perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah turut meningkatkan investor di kalangan anak muda,” terang Eko saat dihubungi Solopos.com, Jumat (10/11/2023).

Lebih lanjut, Eko mengimbau, masyarakat harus memastikan perusahaan lembaga jasa keuangan (LJK) yang dipilih harus dipastikan legal dan logisnya. Untuk mengetahui apakah LJK tersebut legal atau legal bisa dilakukan dengan menghubungi call center OJK.

Advertisement

Lebih lanjut, Eko mengimbau, masyarakat harus memastikan perusahaan lembaga jasa keuangan (LJK) yang dipilih harus dipastikan legal dan logisnya. Untuk mengetahui apakah LJK tersebut legal atau legal bisa dilakukan dengan menghubungi call center OJK.

Sementara itu, berdasarkan data terakhir yakni Agustus 2023, OJK mencatat perkembangan kinerja pasar modal di wilayah Soloraya mengalami peningkatan secara month-to-month (mtm) sebesar 4.889 Single Investor Identification (SID) atau sebanyak 1,24% dibandingkan Juli 2023.

Sementara itu, secara yoy, jumlah SID mengalami peningkatkan 334.339 SID pada Agustus 2022 meningkat menjadi 396.006 SID pada posisi Agustus 2023.

Advertisement

Selain itu terjadi peningkatkan nilai transaksi saham di Soloraya sebesar Rp255,23 miliar atau sebesar13,56% dari Rp1,88 triliun pada Juli 2023 menjadi Rp2,14 triliun pada Agustus 2023.

Namun, nilai transaksi saham mengalami penurunan secara yoy sebesar Rp1,18 triluin atau 35,64% jika dibandingkan dengan Agustus 2023 yaitu Rp3,32 triliun menjadi Rp2,14 triliun pada Agustus 2023.

Sebelumnya, Kepala Kantor BEI Jawa Tengah (Jateng) II, Muhammad Wira Adibrata menguraikan pada Maret 2023 lalu total investor di Soloraya kecuali Kabupaten Klaten tercatat sebesar 216.660. Angka ini meningkat pada September 2023 dengan jumlah sebanyak 231.994 investor.

Advertisement

Wilayah Kabupaten Klaten tidak termasuk dalam cakupan BEI Jateng II. Namun, Kabupaten Bersinar ini masuk ke dalam BEI Yogyakarta.

Dari total investor tersebut, investor terbanyak berada di wilayah Kota Solo. Pada Maret di Kota Solo tercatat ada 51.609 investor dan naik menjadi 54.496 investor pada September.

Kemudian disusul oleh Kabupaten Sukoharjo yang tercatat ada 42.089 investor pada Maret dan naik menjadi 45.048 investor per September.

Advertisement

Kabupaten Wonogiri menjadi wilayah nomor tiga dengan total investor paling banyak di Soloraya. Pada Maret tercatat 33.382 investor dan pada September ada 35.685 investor di Wonogiri.

Sementara itu, Kabupaten Sragen menjadi wilayah dengan investor paling sedikit. Pada Maret tercatat ada 28.091 investor dan pada September tercatat ada 30.288 investor di Bumi Sukowati.

Lebih lanjut, Wira menguraikan investor saham di Jawa Tengah didominasi oleh kalangan usia 18 tahun hingga 25 tahun. Saat ini total investor saham di Jawa Tengah berjumlah 587.430 investor.

Sebanyak 38,89% investor saham mayoritas merupakan kelompok Generasi Zenial (Gen Z) ini dengan total 228.447 investor saham.

Kemudian disusul oleh kelompok usia 26 tahun hingga 30 tahun sebanyak 25,43% dengan total149.388 investor saham.

Wira mengungkapkan oleh kelompok usia 31 tahun hingga 40 tahun tercatat ada 131.555 investor saham atau sebanyak 22,40%. Selanjutnya pada kelompok usia 41 tahun hingga 100 tahun ada sebanyak 13,28% atau berjumlah 78.040 investor saham.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif