Bisnis
Selasa, 4 April 2023 - 16:47 WIB

Investasi Tumbuh, Pendapatan Premi Asuransi Komersial Naik 9,88 Persen

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK secara virtual pada Senin (3/4/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama),

Solopos.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pendapatan premi asuransi komersial di Indonesia tumbuh 9,88 persen menjadi Rp54,11 triliun secara year on year (yoy).

Peningkatan ini didorong oleh premi asuransi dan reasuransi yang tumbuh hingga 27,56 persen.

Advertisement

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK secara virtual pada Senin (3/4/2023), menjelaskan pertumbuhan pendapatan premi asuransi komersial Februari 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan pada Januari.

“Untuk Februari, premi asuransi tumbuh 9,88 persen, lebih tinggi dibandingkan saat Januari yang sebesar 5,22 persen. Lonjakan ini didorong oleh premi asuransi umum dan reasuransi yang tumbuh 27,56 persen secara tahunan di Februari 2023. Angkanya mencapai Rp23,79 triliun,” ulas Ogi.

Advertisement

“Untuk Februari, premi asuransi tumbuh 9,88 persen, lebih tinggi dibandingkan saat Januari yang sebesar 5,22 persen. Lonjakan ini didorong oleh premi asuransi umum dan reasuransi yang tumbuh 27,56 persen secara tahunan di Februari 2023. Angkanya mencapai Rp23,79 triliun,” ulas Ogi.

Sedangkan dalam rilis yang diterima Solopos.com, perkembangan premi asuransi jiwa juga disebut semakin membaik per Februari 2023, premi hanya terkontraksi tipis sebesar 0,90 persen yoy dengan nilai sebesar Rp30,33 triliun.

Dibandingkan dengan Januari 2023 yang menurun 5,25 persen yoy.

Advertisement

Nilai outstanding piutang pembiayaan pada Februari 2023 tercatat sebesar Rp428,42 triliun atau tumbuh 15,28 persen yoy dibandingkan Januari 2023 yang sebesar 14,57 persen secara yoy.

Kenaikan ini utamanya didorong oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,76 persen yoy dan 19,93 persen yoy. 

Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) Februari 2023 tercatat turun menjadi sebesar 2,36 persen secara yoy.

Advertisement

Sedangkan sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 4,60 persen yoy, dengan nilai aset mencapai Rp347,89 triliun.

FinTech peer to peer (P2P) lending pada Februari 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan yang tumbuh sebesar 44,62 persen yoy mencapai Rp50,09 triliun (Januari 2023: Rp51,03 triliun atau sebesar 63,47 persen yoy).

Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) tercatat menurun menjadi 2,69 persen yoy.

Advertisement

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, permodalan di sektor Industri Keuangan non Bank (IKNB) terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 478,21 persen dan 320,81 persen.

“Secara agregat RBC industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120 persen, namun OJK senantiasa tetap memantau RBC masing-masing perusahaan asuransi. Tingkat pinjaman dibandingkan dengan modal sendiri atau gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat stabil 2,07 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” jelasnya saat jumpa pers secara daring, Selasa (4/4/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif