SOLOPOS.COM - Ilustrasi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). (Istimewa/PLN)

Solopos.com, SOLO — Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia saat ini dinilai sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan terciptanya net zero emission pada 2060.

Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Achmad Rofiqi, menyebutkan saat ini pemerintah pun terus mendorong percepatan penguatan ekosistem kendaraan listrik, di antaranya melalui kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan.

Promosi Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%

“Pemerintah Indonesia telah mencanangkan net zero emission di 2060. Apa yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan langkah menuju net zero emission,” kata dia dalam Talkshow Online: Era Baru Kendaraan Listrik yang ditayangkan di Youtube Espos Live, Kamis (22/6/2023).

Menurutnya terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No. 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, disebut sebagai awal perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.

 Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Achmad Rofiqi, dalam Talkshow Online: Era Baru Kendaraan Listrik yang ditayangkan di Youtube Espos Live, Kamis (22/6/2023).(Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Achmad Rofiqi, dalam Talkshow Online: Era Baru Kendaraan Listrik yang ditayangkan di Youtube Espos Live, Kamis (22/6/2023).(Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Dia mengatakan Indonesia memiliki potensi sebagai negara penghasil kendaraan listrik. Sampai dengan tahun ini, dia mengatakan perkembangan kendaraan listrik di Indonesia sudah cukup mengikuti perkembangan zaman.

Investasi di sektor kendaraan listrik juga terus tumbuh. Dia menyebutkan pada Mei tahun ini sudah ada beberapa brand luar negeri, seperti China, yang akan membuat pabrik baterai di Indonesia.

“Ini harus kita terima dengan tangan terbuka. Sebab ini menjadi bahan baku utama dalam kendaraan listrik. Dalam investasi ini pemerintah juga mendorong penggunaan komponen lokal. Diharapkan ini juga akan menyerap tenaga kerja yang banyak,” jelas dia.

Namun begitu sosialisasi dan edukasi mengenai produk kendaraan listrik masih perlu terus ditingkatkan. Sebelum mengajak masyarakat untuk beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik, lebih dulu dibutuhkan pemahaman yang baik.

Bagi sebagian orang saat ini mungkin masih ragu untuk menggunakan kendaraan listrik sebab selama ini, masyarakat sudah lama menggunakan produk kendaraan berbahan bakar fosil. Padahal menurutnya, ada beberapa keunggulan dari kendaraan listrik tersebut yang tidak ditemukan di kendaraan konvensional.

Misalnya saja dengan menggunakan tenaga listrik, tentunya kendaraan listrik tidak membutuhkan lagi bahan bakar minyak atau BBM. Hal ini menurutnya, akan membantu pemerintah dalam mengurangi impor dan subsidi listrik. Penggunaan kendaraan listrik juga dinilai lebih ramah lingkungan.

Keunggulan lainnya, kendaraan listrik disebut memiliki komponen yang tidak sebanyak komponen kendaraan konvensional, sehingga perawatannya juga akan lebih murah. Keunggulan itu berlaku baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat atau mobil.

Sedangkan mengenai keamanan, menurut Rofiqi, kendaraan listrik jauh lebih aman. Dia mencontohkan, bahwa selama ini masyarakat sudah akrab menggunakan kendaraan konvensional. Bukan hanya menggunakan, dalam menyimpan pun masyarakat memasukkan kendaraannya ke dalam rumah. Sementara dengan menggunakan mobil konvensional, maka sama saja memasukkan sekitar 20 liter BBM ke dalam rumah. Seperti diketahui BBM merupakan bahan yang sangat rawan terbakar.

“Seperti itu juga selama ini masyarakat tidak ada masalah. Logikanya jika menggunakan kendaraan listrik juga tidak masalah karena jauh lebih aman,” kata dia. Apalagi, sambungnya, saat ini beberapa produsen juga telah memberikan garansi baterai hingga ada yang sampai 8 tahun. Hal tersebut untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat.

Dia mengatakan, kendaraan listrik juga telah menggunakan baterai yang menerapkan teknologi IP67, yang sama seperti HP produk saat ini. Dimana baterai bisa direndam ke dalam air sekitar 1 meter selama 30 menit. Hal ini untuk memberikan keamanan dan kenyamanan saat terkena air.

Sedangkan untuk masalah suku cadang, setiap produsen tentunya harus menjamin ketersediaan suku cadang produk yang dijual. Dengan begitu suku cadang bisa didapatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya