Bisnis
Selasa, 17 Januari 2023 - 20:09 WIB

Investasi Menjanjikan, KPR Jadi Booster Perbaikan Ekonomi Masyarakat Solo

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Bisnis properti diprediksi akan menjadi salah satu booster ekonomi pasca-Pandemi Covid-19. Mengingat, cakupan bisnis properti cukup luas baik sewa atau pun penjualan.

Selain itu, properti bisa menjadi aset pendapatan tambahan bagi masyarakat Kota Solo.

Advertisement

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Ariyanto Adi Nugroho, sektor properti terutama hunian merupakan sektor yang bisa berefek bagi kegiatan ekonomi di Kota Solo.

Apalagi dengan adanya work from home (WFH) yang membuat masyarakat tetap kreatif meskipun berada di rumah.

“Perumahan atau hunian merupakan sektor properti yang menarik karena adanya dualisme fungsi rumah yaitu rumah sebagai rumah tinggal (konsumsi) dan investasi. Perumahan juga memberikan multiplier efek yang besar bagi kegiatan ekonomi di masing-masing wilayah. Dalam masa pandemi, adanya himbauan WFH menjadikan rumah semakin produktif dalam kontribusi kegiatan ekonomi di masyarakat,” urai Ariyanto.

Advertisement

Menurut Ariyanto, dengan adanya sistem kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi daya tarik bagi masyarakat terutama di Kota Solo untuk membeli rumah. Bahkan dalam data Bank Indonesia, sejak triwulan perama tahun 2022, KPR menjadi prioritas penyaluran kredit.

“Di sektor perumahan, pembelian mayoritas melalui kredit. Berdasarkan data Bank Indonesia pembelian rumah melalui KPR secara rata-rata tahun 2022 di atas 70 persen. Artinya masyarakat sensitif terhadap kebijakan pemerintah berkaitan dengan kredit,” tegas aryanto.

Pemerintah juga terbukti mendukung adanya KPR dengan melakukan relaksasi terhadap kebijakan moneter untuk mendukung strategi berkaitan dengan bunga KPR.

Advertisement

“Pemerintah beberapa kali melakukan kebijakan moneter melalui Loan-to-value ratio (LTV) untuk melakukan relaksasi dan pengetatan. Lembaga keuangan juga melakukan strategi kebijakan berkaitan bunga terutama KPR. Kebijakan terbaru berkaitan kredit bundling kepada pengembang perumahan,” tambahnya.

Dosen lulusan UNS ini juga menjelaskan, perkembangan properti sangat bergantung dengan lokasi dan kebijakan pemangku kepentingan untuk bisa mendorong pasar perumahan yang sedang sangat diminati.

“Artinya, perkembangan properti tergantung dengan kondisi masing-masing daerah. Pemerintah bisa melakukan klasterisasi pasar perumahan yang potensial guna mendorong pemulihan ekonomi secara cepat dengan berbagai kebijakan terutama relaksasi kredit,” tambah Aryanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif