SOLOPOS.COM - Hindari investasi bodong. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Investasi bodong menjadi ancaman yang cukup serius bagi masyarakat. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis setidaknya sudah 5.000 investasi bodong yang sudah ditutup oleh OJK sejak 2017.

Kerugian yang ditaksir juga mencapai miliaran rupiah. Para korban tergiur karena mereka ingin mendapatkan profit yang besar dalam waktu singkat.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Menurut mereka yang sudah menjadi korban, investasi bodong sangat pintar dalam mengajak anggota baru untuk berinvestasi.

Salah satu korban investasi bodong di Kota Solo adalah Karlina, 32. Ia bahkan sampai dua kali terjerat investasi bodong dengan kerugianmencapai Rp150 juta.

Perempuan asal Klaten ini awalnya ingin membantu suaminya mendapatkan penghasilan dengan berinvestasi. Pada 2020 ia ikut investasi berbentuk arisan lewat teman dekatnya di Solo.

“Saya itu enggak bisa menabung dengan rajin, jadi saya diajak teman saya untuk arisan begitu tahun 2020, per dua minggu [pekan] sekitar Rp2 juta selama enam bulan. Awalnya percaya karena beberapa teman-teman saya ada yang dapat Rp30 juta, tetapi kemudian uangnya dibawa lari dan sampai sekarang enggak tau kemana,” kisahnya kepada Solopos.com pada Minggu (5/1/2023).

Tak kapok, Karlina, kembali tertipu investasi melalui Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di kawasan Manahan.

Karlina tak kapok karena melihat peluang koperasi tersebut menjajikan  bunga sampai 15 persen per bulan. Ia kemudian berinvestasi sekitar Rp40 juta dengan menjual mobil.

Saat investasi di koperasi tersebut, dirinya tidak hanya sekali menyetorkan uang, pihak koperasi meminta Karlina untuk menambah setoran uang karena ada peluang investasi yang cukup besar.

Tergiur dengan rayuan tersebut, ia kemudian meminta sekitar Rp80 juta dari suami dan keluarganya.

“Waktu itu diajakin sama koperasinya untuk menambah uang di simpanan koperasi karena ada peluang untuk perkebunan waktu itu. Saya sampai minta suami dan keluarga saya uang sampai Rp80 juta, tetapi koperasinya sekarang bermasalah dan uang saya belum balik sampai sekarang,” ucapnya.

Pengalaman serupa mengenai investasi bodong datang dari Nur Cahyani. Perempuan yang tinggal di Jagalan, Jebres ini mengaku ikut sebuah lembaga koperasi di Solo. Tetapi, hingga hari ini ia belum menerima uang yang dijanjikan dari koperasi tersebut.

“Tahun 2021 saya coba menabung di Koperasi  Simpang Pinjam (KSP) yang memberikan bunga sampai 13 persen per bulan. Saat itu pascapandemi dan saya butuh modal buat usaha bersama suami, akhirnya saya tergiur untuk ngasih uangnya Rp50 juta, awalnya dapat sekitar Rp1.8 juta per bulan dari bunga, tetapi sudah sekali itu saja, ternyata koperasinya bermasalah dan katanya sedang diproses hukum,” tambah Nur.

Menurut Nur Cahyani, banyak dari mereka yang tertipu karena iming-iming bunga yang besar. Ia juga menyebut banyak teman-temannya yang juga terjebak investasi serupa, mulai dari arisan hingga asuransi. 

“Teman-teman saya akhirnya juga banyak yang tertipu karena bunga yang tinggi, apalagi pascapandemi semua butuh uang untuk modal atau mengisi tabungan. Kasihan teman saya ada yang hutangnya sampai Rp500 juta dan dikejar-kejar sama rentenir dan rumahnya bahkan digadaikan,” kisahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya