Bisnis
Rabu, 17 Mei 2023 - 13:38 WIB

Internetan Positif ala Owner Cavatoz, Buat Konten untuk Dongkrak Penjualan

Tika Sekar Arum  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaku UMKM asal Boyolali, Ardhiana Iffa Farida dengan produknya keripik singkong, Cavatoz.(Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Internet tak bisa dilepaskan dari perjalanan bisnis Cavatoz. Memulai usaha di masa pandemi sekira tahun 2020, snack keripik kentang produksi UMKM Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ini makin laris.

Cavatoz adalah brand keripik singkong milik Ardhiana Iffa Farida. Iffa, sapaan akrabnya, mengatakan bisa dikatakan bisnisnya berkembang bersama dengan berkembangnya pengetahun dia mengenai penjualan digital.

Advertisement

Lewat marketplace yang didukung jaringan internet berkualitas, dia mampu menjual produk ke seluruh Indonesia. Bahkan, Cavatoz menjadi satu dari sejumlah produk UMKM Soloraya yang difasilitasi ekspor.

Iffa sukses menggabungkan produk berkualitas dan strategi penjualan digital yang mumpuni dengan dukungan internet berkualitas. “Yang utama modal produk berkualitas tentunya. Cavatoz itu beda dengan kerpik singkong umumnya. [Singkong] Digiling dan dikukus baru dibikin keripik. Jadi rasanya lebih renyah. Platform berjualan online semua kami coba, marketplace dan media sosial,” ungkap Iffa saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (2/5/2023).

Advertisement

Iffa sukses menggabungkan produk berkualitas dan strategi penjualan digital yang mumpuni dengan dukungan internet berkualitas. “Yang utama modal produk berkualitas tentunya. Cavatoz itu beda dengan kerpik singkong umumnya. [Singkong] Digiling dan dikukus baru dibikin keripik. Jadi rasanya lebih renyah. Platform berjualan online semua kami coba, marketplace dan media sosial,” ungkap Iffa saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (2/5/2023).

Dia mengatakan bisnisnya memang tidak bisa langsung berkembang baik begitu dimulai. Dia butuh banyak kesempatan promosi dan pameran offline untuk mengenalkan Cavatoz. Dipadu dengan pengelolaan media sosial yang baik, dia berhasil membangun brand awaraness produknya.

Dari sana, kepercayaan konsumen mulai terbangun dan akhirya konsumen tak segan belanja online. Iffa mencoba semua marketplace, mulai dari Tokopedia, Shopee, hingga Tiktok Shop. Sedangkan media sosial, seperti Instagram dan Facebook, dimanfaatkan untuk membangun kepercayaan konsumen.

Advertisement

Iffa mengaku butuh waktu dan harus mau belajar untuk memahami karakter pembeli di setiap marketplace. Menurut dia, beda marketplace, beda pula karakter pembelinya. Selain paham hal tersebut, dia juga memiliki tim konten yang bertanggung jawab merancang konsep dan membuat konten media sosial untuk promosi produk.

Dia tak keberatan mengikuti pelatihan berjualan digital dari berbagai penyelenggara, salah satunya menjadi UMKM peserta pelatihan bisnis digital yang digelar Bank Indonesia Solo bersama Solopos 2020 silam. Iffa percaya kemauannya belajar merupakan modal untuk meraih kesuksesan.

Dari awalnya berjualan online, kini pemasaran 50% produknya dilakukan secara offline. Iffa memiliki tak kurang 400 mitra warung makan yang ikut menjual Cavatoz di Soloraya.

Advertisement

Guna membantu pemasaran secara digital, dia mengaku hanya perlu menyiapkan ratusan ribu rupiah untuk berlangganan internet. Itu pun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan pribadi.

“Sebanding banget [langganan internet], karena itu bagian pokok [bisnis digital], karena mainnya di situ. Saya cuma berlangganan sekitar Rp200.000 per bulan untuk kebutuhan pribadi dan usaha. Sekarang tuh sudah murah dan mudah banget. Sudah bisa mendapatkan benefit,” jelas Iffa.

Tak cuma untuk berjualan, dia pun mengarahkan tim kontennya untuk berburu ide konten lewat internet agar konten yang dibuat selalu relevan dengan selera konsumen terkini. Menurutnya, Internet menyimpan peluang besar asalnya dimanfaatkan dengan baik.

Advertisement

“Semua orang pegang Internet, sayang banget kalau tidak kita manfaatkan. Memang butuh proses, tidak langsung bisa di-monetize. Tapi saya yakin ke depan peluang itu ada dan bisa dimulai dari sekarang. Bikin konten positif yang bisa mendatang cuan nantinya,” ujarnya.

Tak bisa dimungkiri, UMKM merupakan salah satu sektor bisnis yang turut menjadi roda penggerak perekonomian di Indonesia.

Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2021 lalu jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta. Bahkan, sektor bisnis ini punya kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8,57 triliun.

Telkomsel pun menyadari potensi yang dimiliki bisnis UMKM di Indonesia itu luar biasa. Banyak hal yang bisa digali lebih lanjut sehingga membuahkan hasil yang lebih maksimal bagi perekonomian negeri ini.

Telkom Group sebagai penyedia layanan Internet terus berupaya memberikan layanan terbaik termasuk untuk membantu UMKM meningkatkan kapasitasnya. General Manager Telkom Witel Solo, Nanang Setiyo Utomo, mengatakan Telkom memiliki layanan internet Indihome dan layanan internet wireless yang berkualitas.

Dengan layanan berkualitas itu, banyak hal yang bisa dilakukan pelanggan baik untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, pengembangan kapasitas diri, hingga membuka peluang usaha atau cuan sekaligus menggunakan internet untuk kegiatan yang positif dan produktif.

“PT Telkom terus berupaya maksimal untuk menyediakan layanan Internet yang handal dalam membantu pelanggan untuk mengembangkan bisnisnya, edukasi dan banyak hal produktif lainnya,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif