Bisnis
Minggu, 15 Januari 2023 - 19:03 WIB

Inspiratif, Pemuda Sragen Ini Bertani Hidroponik Beromzet Rp10 Juta per Bulan

Galih Aprilia Wibowo  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Hediono, 28, di kebun hidroponik miliknya. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SRAGEN — Usaha pada sektor pertanian hingga saat ini bisa dibilang menjanjikan, salah satunya dibuktikan oleh Hediono, 28.

Warga Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen ini bisa dibilang sukses karena berhasil merintis kebun hidroponik yang beromzet hingga Rp10 juta/bulan dari sayuran yang ia tanam.

Advertisement

Pertanian dengan sistem hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Bertani hidroponik sempat menjadi tren saat pandemi Covid-19 lalu.

Hediono sendiri merintis kebun Stasiun Hidroponik Sragen miliknya sejak 2019 lalu. Ia bertani sayuran dengan sistem hidroponik dengan memanfaatkan lahan tidak produktif belakang rumahnya yang sebelumnya merupakan kebun jati.

Hediono mengaku hobi dengan kegiatan bercocok tanam, sebelumya saat ia masih bekerja di salah satu perusahaan kontruksi swasta di Solo seringkali ia mencoba menanam sayuran di rumah namun kerap gagal karena ia fokus bekerja.

Advertisement

Alumnus S2 Manajemen Universitas Islam Batik (Uniba) Solo ini kemudian memutuskan untuk keluarga dari pekerjaannya dan memilih menekuni hobinya. Ia mengaku belajar sistem pertanian hidroponik melalui Youtube, serta bergabung dengan komunitas hidroponik se-Soloraya untuk menambah wawasannya.

Dengan mulai memangkas pohon jati di belakang rumahnya yang membutuhkan waktu dua bulan. Dari lahan 4.000 meter persegi yang awalnya pohon jati yang membutuhkan waktu lama untuk panen akhirnya ia sulap menjadi instalasi hidroponik.

“Modal awalnya kurang lebih Rp3 juta, kemudian sempat gagal panen berkali-kali,” terang Hediono saat ditemui Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Saat awal merintis ia hanya mempunyai dua meja untuk media tanam hidroponik dengan satu meja berukuran 1,6 meter x 8 meter. Dengan satu meja terdapt 320 lubang untuk media tanam. Saat ini ia memiliki 21 meja dengan total lubang media tanam kurang lebih 8.000 lubang, yang membutuhkan kurang lebih 6.000 liter air.

Advertisement

Awal panen, usahanya meraih omzet Rp2 juta/bulan. Seiring dengan bertambahnya luas lahan dan jangkauan pemasaran, saat ini ia bisa menggantongi omzet hingga Rp10 juta/bulan.

Sempat Gagal

Pada 2020 ia sempat gagal panen total karena ia mengaku belum cukup ilmu untuk mengatasi jamur di sayurannya. Ia menanam berbagai jenis sayuran di kebunnya, mulai dari sawi, selada, kangkung, dan lainnya. Untuk selada dihargai sebesar Rp20.000/kg dan untuk kemasan 250 gram dibanderol dengan harga Rp7.000/kemasan. Kemudian kangkung dan sawi dijual dengan harga Rp15.000/kg sementara untuk kemasan 250 gram ia jual dengan harga Rp5.000/kemasan.

Ia menjual sayurannya dalam bentuk kemasan agar lebih ekonomis sehingga bisa dibeli warga sekitar yang digunakan untuk memasak sehari-hari.

Sementara itu, dalam skala besar Hediono memasarkan sayurannya hidroponiknya ke Sragen, Grobogan, Ngawi dan Yogyakarta. Dalam sepekan ia melakukan tiga kali pengiriman. Ia mengaku telah mempunyai sepuluh pelanggan tetap yang rata-rata membeli sayuran sebanyak 15 kg-20kg/pekan yang rata-rata merupakan pemilik kuliner kebab dan burger.

Advertisement

Untuk waktu tanam hingga siap panen selada kurang lebih membutuhkan waktu 45 hari, dengan tiga fase penanaman, yaitu fase penyemaian yang membutuhkan waktu 14 hari, kemudian fase remaja 14 hari, dan hingga dewasa membutuhkan total waktu 45 hari tersebut. Sedangkan untuk kangkung membutuhkan waktu 20 hari, ia saat ini dibantu oleh satu orang karyawan untuk proses tersebut.

Usahanya sempat terdampak sewaktu pandemi Covid-19 lalu, omzetnya turun hingga 40% karena banyak rumah makan dilarang dibuka. Ia mengaku masih terbantu dengan pedagang sayur keliling yang masih rutin ia pasok sewaktu pandemi.

Ia menguraikan bahwa terdapat beberapa perbedaan dari sistem pertanian hidroponik dengan konvensional, terutama sayuran. Dengan sistem pertanian hidroponik, sayuran miliknya ia klaim lebih manis, renyah, dan tahan lama.

Hediono yang baru lulus S2 pada 2022 mengaku bahwa usaha pertanian hidroponik ini sebagai salah satu sampingan dari usaha fashion miliknya, ia mengatakan untuk mana yang lebih banyak menghasilkan, tentu dari fashion.

Advertisement

Namun daripada bekerja di perusahaan ia mengatakan lebih memilih bertani hidroponik karena waktunya lebih fleksibel.

Pria dengan satu anak ini mengatakan bahwa ilmu manajemen yang ia dapat sewaktu berkuliah bisa ia aplikasikan kepada sistem pengelolaan keuangan dan pemasaran sayuran hasil kebun miliknya.

Hediono menguraikan bahwa sistem hidroponik banyak kemudahan, tidak perlu lahan yang luas, ia juga mengatakan bahwa perawatannya cukup mudah, karena pupuk telah dialirkan melalui pipa-pipa. Ia mengatakan kunci utama dalam pertanian hidroponik adalah pengairan.

Walaupun terlihat menjanjikan, ia menguraikan bahwa bertani hidroponik memerlukan kesabaran dan ketekunan bagi orang yang ingin terjun memulai bertani hidroponik.

“Kalau orang tertarik pada omzetnya, tidak akan bertahan lama ada tantangannya. Saat ini ada dampak cuaca ekstrem juga, tapi enggak signifikan,” terang Hediono, zaat dihubungi Solopos.com, pada Minggu (15/1/2023).

Karena ia mengatakan bahwa gagal panen dalam fase awal pasti akan terjadi. Kendala utama dari pertanian hidroponik adalah jamur, saat musim peralihan kemarau ke penghujan merupakan tantangan baginya. Untuk menyiasati jamur ia memakai pestisida. Selain itu, ketika aliran air pertanian hidroponik mati, tentu sayuran otomatis akan mati, untuk pengairan di kebun miliknya ia memakai sumur dalam.

Advertisement

“Selain itu ada tiga jenis pertanian dengan sistem hidroponik, yaitu irigasi tetes, rakit apung, dan NFT atau dikenal dengan aliran setipis film. Untuk kebun saya menggunakan sistem NFT,” terangnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif