SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat berbagai koleksi mata uang yang pernah beredar di Indonesia tersimpan di Museum Bank Indonesia, Kamis (27/7/2023). (Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi).

Solopos.com, JAKARTA — Pada era sekarang ini masyarakat mengenal kata duit sebagai nama lain dari uang. Pada era kolonial, ternyata duit pernah muncul sebagai nama mata uang di Nusantara.

Salah satu etalase kaca di Ruang Numismatik yang menyimpan koleksi mata uang Museum Bank Indonesia tersimpan beberapa koin. Koin tersebut menjadi mata uang zaman kolonial, salah satunya yakni duit.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Sesuai keterangannya, duit yang merupakan uang tembaga recehan tersebut muncul pada zaman VOC pada 1727. Tujuan dikeluarkan mata uang tersebut adalah untuk menggantikan cassie (kepeng) Cina.

Dari tampilannya, mata uang tersebut berbentuk bulat seperti uang receh zaman sekarang. Bagian depan bergambar lambang Provinsi Holland.

Sedangkan bagian belakang bergambar bunga pada bagian atas dan monogram VOC di bagian tengah serta tahun 1726 di bagian bawahnya.

Mengutip https://www.bi.go.id, kongsi dagang Belanda yakni VOC (1602-1799) yang mendominasi perdagangan di Nusantara berupaya untuk menggantikan semua mata uang asing yang beredar di Nusantara.

Misalnya, untuk menggantikan real Spanyol, kemudian dicetak uang real Belanda. Selain itu, uang perak Belanda, rijksdaalder, juga dijadikan alat pembayaran standar di Nusantara.

Selanjutnya pada 1727, VOC mengedarkan duit. Pada 1748, VOC juga memperkenalkan uang kertas dalam bentuk surat berharga (sertifikat).

Di ruang tersebut, beragam mata uang yang pernah beredar di Indonesia dipajang.

Mulai dari mata uang kerajaan di Nusantara, seperti gobog Majapahit, ma, uang kampua dan sebagainya. Kemudian uang di zaman kejayaan Kerajaan Islam seperti dinara, real batu Sumenep, kasha Banten, dan sebagainya.

Uang Kolonial, uang masa Hindia Timur waktu berada di tangan Inggris, Hindia Belanda, uang masa pendudukan Jepang, uang awal kemerdekaan, hingga uang yang beredar saat ini.

Koleksi uang-uang tersebut berada di ruang tertutup yakni Ruang Numismatik yang pada zaman De Javasche Bank merupakan brankas besar dengan pintu besi seberat 12 ton.

“Semua koleksi yang ada di ruang [numismatik] ini adalah asli,” kata Noven, Museum Bank Indonesia, Kamis (27/7/2023).

Selain koleksi numismatik, Museum Bank Indonesia juga menyimpan fakta-fakta lain, termasuk sejarah perjalanan bank sentral Indonesia. Museum tersebut menempati gedung BI Kota yang sebelumnya digunakan oleh De Javasche Bank.

Gedung tersebut juga memiliki nilai sejarah tinggi. Pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 tahun 1993.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya