Bisnis
Sabtu, 14 Mei 2022 - 14:42 WIB

Ini yang Membuat Neraca Perdagagan RI Diprediksi Surplus

Ni Luh Anggela  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas pemuatan peti kemas ke atas kapal terlihat di Pelabuhan Makassar, beberapa waktu lalu. Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2012 menunjukkan surplus dan naik tipis dibandingkan kondisi pada Januari. (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Solopos.com, JAKARTA–Ekonom menyebut neraca perdagangan Indonesia surplus akan berlanjut pada April 2022.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia bakal mencatat surplus US$4,23 miliar pada April 2022, cenderung lebih rendah dari Maret 2022 yang kala itu mencapai US$4,53 miliar.

Advertisement

“Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap sangat mendukung kinerja ekspor Indonesia, demikian juga neraca perdagangan,” kata Faisal melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (14/5/2022).

Menurut Faisal, baik ekspor maupun impor diperkirakan akan tetap tumbuh dua digit setiap tahunnya.

Advertisement

Menurut Faisal, baik ekspor maupun impor diperkirakan akan tetap tumbuh dua digit setiap tahunnya.

Pada April 2022, ekspor Indonesia diperkirakan bakal meningkat 42,70% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Baca Juga: Kadin Sebut Neraca Perdagangan Surplus Tidak Perlu Dirayakan, Kenapa?

Advertisement

Sementara itu, impor Indonesia pada April 2022 diprediksi tumbuh sebesar 36,72% yoy.

Hal ini kata Faisal, didukung oleh permintaan musiman Ramadan dan Lebaran.
“PMI Manufaktur Indonesia naik tipis dari 51,3 menjadi 51,9 pada April 2022. Harga minyak juga tetap tinggi, meningkat 105% yoy,” ujar dia.

Neraca transaksi berjalan terlihat mencatat surplus di 2022. Dia mengatakan seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik, surplus neraca barang pada neraca transaksi berjalan tahun ini diperkirakan akan menyusut lantaran impor akan mengejar ekspor.

Advertisement

Baca Juga: Tingginya Ekspor Nonmigas Dorong Surplus Neraca Perdagangan

Kendati demikian, konflik antara Rusia dan Ukraina telah memperpanjang tren kenaikan harga komoditas di tengah krisis energi global yang sedang berlangsung.

Ini, kata Faisal, akan mendukung ekspor dan menjaga surplus barang cukup lama.

Advertisement

Di lain sisi, adanya larangan ekspor minyak sawit untuk sementara waktu sejak akhir April 2022 diramal bakal menurunkan kinerja ekspor sampai taraf tertentu.

Menurut Faisal, lamanya larangan tersebut kemudian akan menentukan dampak kebijakan terhadap neraca barang di sisa 2022.

Bank Mandiri merevisi perkiraan neraca transaksi berjalan untuk 2022 dari -2,15% dari PDB menjadi 0,03% dari PDB.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Rusia-Ukraina Memanas, Ini Prediksi Surplus Neraca Perdagangan RI

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif