SOLOPOS.COM - Ilustrasi membeli rumah. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Beberapa warga Soloraya menyebut, membeli rumah secara tunai atau tunai bertahap atau cash keras lebih mudah dibandingkan harus mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR).

Mereka juga menambahkan, potongan harga saat membeli rumah dengan cara tunai juga menggiurkan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Mereka menjelaskan, uang untuk membeli rumah secara tunai didapatkan dari hasil menabung, menjual aset hingga pinjam kepada orang tua. Selain itu, mereka menyiapkan uang hingga Rp400 juta untuk membeli rumah secara tunai atau tunai bertahap.

Pembeli rumah secara tunai salah satunya Yudi Wiastomo, 32, asal Baki, Sukoharjo. Ia menyebut membeli rumah dengan cara tunai lebih murah dibandingkan KPR.

Selain itu, Yudi menambahkan potongan harga yang diberikan cukup besar dari pengembang ketika membeli secara tunai.

“Saya baru beli rumah di perumahan sekitar Jalan Mangesti Raya, waktu lihat simulasi KPR kok jatuhnya bisa jauh sekali. Misal harganya Rp700 juta, kalau di KPR bisa sampai Rp900 juta, belum pajak, biaya SHM dan booking fee. Sedangkan kalau saya beli tunai, yang saya bayarkan hanya Rp680 juta sudah termasuk balik nama, sertifikat hak milik (SHM) dan pajak pembelian,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Kamis (15/6/2023).

Yudi menyebut, uang yang digunakan saat membeli rumah berasal dari tabungannya ditambah bantuan dari orang tua. Ia juga menyebut menjual mobilnya untuk bisa membeli rumah impiannya secara tunai.

“Saya ada tabungan Rp300 juta, ditambah orang tua saya memberi Rp250 juta, sisanya saya jual mobil saya. Karena mungkin mobil bisa saya beli lagi kalau uangnya sudah terkumpul, tapi kalau rumah kapan lagi,” ucapnya.

Membeli rumah dengan cara tunai juga dilakukan Akhyar Ramada, 34, yang merasa lebih murah dibandingkan KPR. Ia menyebut sudah pernah mengajukan KPR namun tenor cicilan yang diberikan terlalu mahal jika dibandingkan harga beli rumah.

“Saya mengajukan KPR waktu itu di BTN, keluar simulasinya dan saya hitung terlalu jauh bedanya. Harga rumah yang mau saya beli Rp380 juta, sedangkan kalau mencicil KPR ditotal plus uang muka sampai Rp520 juta terlalu mahal dan itu belum termasuk pajak pembelian sekitar Rp20 juta,” ucapnya.

Akhyar memutuskan untuk menguras tabungannya agar bisa membeli rumah impian dengan cara tunai. Ia menambahkan, potongan yang diberikan pengembang saat membeli rumah akan digunakan untuk mengurus SHM rumahnya.

“Kalau di perumahan biasanya memang sertifikatnya kan hak guna bangunan (HGB), kalau mau diubah ke SHM keluar biaya lagi. Jadi potongan harganya itu nanti saya gunakan buat mengurus SHM. Lumayan, karena potongannya sekitar delapan persen dari harga rumahnya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya