SOLOPOS.COM - Direktur Utama Perum BULOG, Budi Waseso menunjukkan daging kerbau impor yang tiba di Terminal Mustika Alam Lestari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022). Pemerintah melalui Perum BULOG mendatangkan daging kerbau impor dari India untuk tahap kedua yang diperkirakan akan tiba sampai dengan lebaran mendatang sebanyak 36 ribu ton yang digunakan untuk alternatif pilihan bagi konsumen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU

Solopos.com, JAKARTA–Stok daging sapi dan kerbau di Indonesia mencukupi kebutuhan Ramadan dan Idulfitri. Namun sapi yang dipelihara keluarga peternak Indonesia tersebut sulit masuk pasar secara dinamis.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan hal tersebut lantaran sapi atau kerbau yang dipelihara keluarga di Indonesia hanya dijadikan sambilan sebagai tabungan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Jika harga tinggi mereka jual, tapi jika tidak mereka tidak jual meski mau Lebaran. Mereka jual untuk kawinan anaknya, buat sekolah dan keperluan yang mendesak,” ujar Khudori, Selasa (26/4/2022).

Menurut Khudori, Badan Pangan yang bekerja sama dengan PT Berdikari pernah berupaya untuk memobilisasi sapi dan kerbau lokal untuk persediaan menjelang Lebaran. Namun, hasilnya tak mencapai target.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi di Boyolali Tembus Rp140.000 per Kg

“Meskipun stoknya banyak tapi tidak marketable. Tidak bisa masuk pasar, itu masalahnya,” imbuh Khudori.

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), secara nasional, total populasi sapi di Indonesia pada 2021 adalah sebesar 18 juta ekor.

Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 17,4 juta ekor.

Adapun persediaan pada Ramadan dan menjelang Lebaran ini, pemerintah lewat Bulog telah mengimpor daging kerbau beku sebesar 36.000 ton dari India. Sedangkan pihak swasta, menurut Asosiasi Pengusaha Importir Indonesia atau Aspidi telah mengimpor sekitar 26.000 ton daging sapi beku.

Daging tersebut memang relatif lebih murah ketimbang daging segar/potong. Menurut Khudori, hal tersebut juga karena impor daging bukan hanya dari India tapi juga Pakistan.

Baca Juga: Bulog Impor 100.000 Ton Daging Kerbau Tahun Ini, Untuk Apa?

“India tidak bisa matok harga begitu tinggi. Daging kerbau beku itu alternatif buat masyarakat. Jika daya belinya mencukupi untuk segar itu ya daging kerbau atau sapi beku.”

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Stok Sapi dan Kerbau Melimpah, Mengapa Indonesia Tetap Impor? Ini Penyebabya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya