SOLOPOS.COM - Seorang penjaga stan menata produk barang yang dipajang pada Pameran UMKM Gelar Produk Lokal, di Semarang, Jateng, Kamis (24/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo) Pameran UMKM Gelar Produk Lokal digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (24/11/2016). Pameran yang menampilkan beragam produk hasil karya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah tersebut akan berlangsung hingga 28 November mendatang. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Solopos.com, JAKARTA – Gerakan belanja produk lokal disebut memiliki arti penting untuk sektor industri dalam negeri. Strategi pemerintah dengan menggalakkan belanja produk lokal untuk kementerian dan lembaga juga dinilai tepat untuk mendongkrak kinerja industri dalam negeri.

Wakil Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengatakan dalam tataran teknis diperlukan regulasi yang mewajibkan produk lokal untuk dibeli oleh belanja pemerintah. “Dengan mengurangi impor, otomatis pertumbuhan ekonomi naik karena impor itu adalah pengurang formulasi ekonomi. Apalagi kalau dibelikan produk nasional, efeknya akan besar terhadap UMKM kita,” kata dia, Selasa (29/3/2022).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Baca Juga: Tegas! Jokowi Perintahkan 40% Anggaran Pemerintah untuk Produk Lokal

Eko mengatakan, salah satu penyebab produk lokal tidak terserap belanja pemerintah karena belum maksimalnya mekanisme yang mengatur suplai dan permintaan.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian membidik belanja pemerintah sebesar Rp400 triliun pada tahun ini masuk ke sektor industri dalam negeri. Hal itu kemudian digarisbawahi Presiden Joko Widodo belum lama ini. Belanja produk lokal yang didorong juga mensyaratkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 40%, untuk memastikan dampak berganda dari aktivitas belanja pemerintah.

Baca Juga: Kurangi Impor, Perlu Regulasi Teknis Wajibkan Belanja Produk Lokal

Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan simulasi dampak berganda dari belanja produk lokal sebesar Rp400 triliun oleh pemerintah terhadap PDB. Hasilnya, total belanja tersebut bisa mendongkrak PDB antara 1,67% hingga 1,71%. Eko menjelaskan pada sejumlah sektor, industri dalam negeri masih kesulitan untuk melepaskan ketergantungan dari bahan baku impor. Dia mencohkan, pada industri farmasi, lebih dari 90% bahan baku obat (BBO) masih didatangkan melalui impor.

Baca Juga: Mudik Lebaran Dibolehkan, Ini Harapan Pelaku Industri Tekstil

Untuk itu diperlukan upaya untuk mendorong riset dan pengembangan untuk menciptakan industri hulu farmasi dengan ketergantungan terhadap impor yang relatif rendah. “Bicara obat, sejauh kita tidak melakukan upaya mendorong riset, selama itu pula ketergantungan obat kita dari bahan baku asing akan tinggi,” ujarnya.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Ekonom: Belanja Produk Lokal Bakal Kerek Kinerja Industri Dalam Negeri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya