SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu U.S. Secretary of Commerce Gina Raimondo, Kamis (8/9/2022). (ekon.go.id)

Solopos.com, LOS ANGELES-Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyampaikan komitmennya untuk mendorong investasi industri semi konduktor di Indonesia. Komitmen itu di sampaikan U.S. Secretary of Commerce Gina Raimondo saat bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis (8/9/2022).

Disela-sela Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) for Prosperity, Kamis-Jumat (8-9/9/2022), di Los Angeles Amerika Serikat, Menko Airlangga Hartarto  melakukan pertemuan bilateral secara tatap muka dengan U.S. Secretary of Commerce Gina Raimondo. Pada pertemuan tersebut Menko Airlangga didampingi oleh dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS), Sesmenko Perekonomian dan Dirjen KPAII Kementerian Perindustrian.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Pertemuan tersebut membahas berbagai perkembangan penting dalam perundingan IPEF dan upaya untuk meningkatkan kerja sama dan investasi AS ke Indonesia. “Volume perdagangan bilateral RI-AS ditargetkan dapat mencapai US$60 miliar di mana saat ini baru mencapai sekitar US$37 miliar sehingga terdapat opportunity untuk lebih meningkatkan lagi kerja sama kedua negara,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan pers yang diterima Solopos.com pada Jumat (9/9/2022).

Baca Juga: Menteri METI Jepang dan Menko Airlangga Bahas Perdagangan hingga Investasi

Secretary Raimondo menyampaikan bahwa IPEF sangat bermanfaat untuk negara-negara di Kawasan Indo Pasifik. Sesuai dengan Program CHIPS Pemerintah AS telah menyediakan dana federal sebesar US$50 miliar (sekitar Rp747 triliun) untuk membangun industri  semi conductor.

Raimondo menyampaikan komitmennya kepada Menko Airlangga untuk menyediakan alokasi dari dana di Program CHIPS tersebut untuk mendorong investasi semi konduktor di Indonesia. Raimondo juga menegaskan komitmennya untuk mendorong perusahaan-perusahaan besar Amerika berinvestasi di Indonesia.

Pada pertemuan tersebut Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui omnibus law UU Cipta Kerja, posisi strategis Indonesia selaku Presidensi G20 dan Ketua ASEAN pada 2023, juga perlunya dukungan AS terkait dengan masalah pangan terutama impor kedelai (soya bean) dari AS yang cukup besar.

Baca Juga: Antisipasi Krisis Tak Terduga, Airlangga Tegaskan Pentingnya Persatuan ASEAN

Sementara investasi AS ke Indonesia masih sangat kecil, dimana tahun 2021 hanya senilai US$2,54 miliar atau sekitar Rp37,5 triliun, sehingga perlu didorong untuk lebih banyak investasi AS ke Indonesia. Secretary Raimondo membenarkan pernyataan tersebut.

“Itulah pentingnya mengapa Indonesia perlu bergabung dalam IPEF dan berperan aktif dalam setiap pertemuan. Ini adalah opportunity yang sangat bagus bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi AS,” ujar Raimondo menanggapi pernyataan Menko Airlangga.

Indonesia telah aktif terlibat dalam inisiasi pembentukan IPEF dan bergabung sejak diluncurkannya pada tanggal 23 Mei 2022 di Tokyo, Jepang. Pada pertemuan IPEF Ministerial Meeting di LA ini, Indonesia menegaskan dan memutuskan untuk terlibat dalam seluruh pilar (pilar 1 s/d 4) yang ditawarkan di dalam IPEF, termasuk Pilar I mengenai Trade (Perdagangan).

Terkait isu ketenagakerjaan yang termasuk dibahas dalam Pilar I, Menko Airlangga menjelaskan tentang kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui program Kartu Prakerja yang merupakan bantuan pemerintah untuk meningkatkan keterampilan dan dukungan untuk tenaga kerja untuk meningkatkan kompetensi dan mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha.

Baca Juga: Menko Airlangga: Potensi Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Harus Ditingkatkan

Program Kartu Prakerja merupakan program end-to-end digital dan program Government to People (G-to-P) yang telah diikuti oleh 13 juta peserta dan jumlah pendaftar lebih dari 110 juta yang dilakukan secara digital. Secretary Raimondo sangat terkesan dengan keberhasilan program Kartu Prakerja tersebut. “Investasi Pemerintah pada sumber daya manusia akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi dan masa depan Indonesia,” ujar Raimondo.

Selain menyampaikan komitmen AS untuk mendorong investasi industri semi konduktor, Raimondo juga menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kapasitas SDM di bidang tersebut sudah ada Program Master untuk Semi Conductor (Master’s Degree in Semiconductor and Microelectronics Engineering di University of Purdue), yang bisa dikerjasamakan dengan perguruan tinggi di Indonesia.

Baca Juga:  Menko Airlangga Temui USTR, Bahas Sengketa Dagang sampai IPEF

Menko Airlangga menyambut baik komitmen AS dan menawarkan untuk menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan di Batam agar sejalan dengan industri semi konduktor yang sudah ada di Batam, Indonesia.  Menko Airlangga menegaskan pentingnya program konkret yang dapat direalisasikan (concrete deliverable) menindak lanjuti komitmen tersebut. Karena itu, Secretary Raimondo meminta untuk segera dibentuk Tim Teknis antara kedua negara guna membahas hal-hal teknis, dan akan mengundang kembali Menko Airlangga untuk membahas hasil nyata dari pembahasan teknis tersebut pada Oktober 2022.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya