Bisnis
Rabu, 19 April 2023 - 15:59 WIB

Ini Alasan Masyarakat Lebih Suka Belanja Busana Lebaran di Toko Modern

Galih Aprilia Wibowo  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat-melihat koleksi busana muslim dalam bazar produk fesyen, Sweetland Ramadan di Atrium Solo Paragon Mall, pada Minggu (9/4/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Banyak orang lebih senang berburu dan berbelanja kebutuhan busana untuk Lebaran di toko modern dibandingkan di pasar tradisional. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kebutuhan gaya hidup atau lifestyle.

Misalnya, pusat perdagangan tekstil di Kota Bengawan yaitu Pasar Klewer yang relatif sepi pembeli jelang Lebaran ini. Sementara itu banyak toko modern yang memasang label diskon dan banyaknya bazar fesyen di mal yang mampu menarik magnet pengunjung.

Advertisement

Dosen Bidang Keahlian Ilmu Tekstil Pendidikan Bahasa dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Endang Sri Handayani, menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh image yaitu untuk kebutuhan lifestyle. Menurutnya, ketika belanja produk fesyen, konsumen akan merasa lebih keren jika membeli produk dengan label toko modern, apalagi produk dengan merek atau brand yang sudah terkenal.

“Selanjutnya, faktor kenyamanan bagi sebagian lapisan masyarakat, baik usia, kelas sosial, tertentu, akan lebih nyaman di toko modern yang dingin dan bersih. Lalu lifestyle, ketika ke toko modern, yang dibeli bukan hanya produk fesyen tapi jalan-jalannya dan jajan-jajan,” ujar Endang saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (18/4/2023).

Jadi menurut Endang banyak orang yang memanfaatkan momentum Lebaran untuk berbelanja sekaligus untuk rekreasi. Kemudian berhubungan dengan kualitas produk di toko modern yang levelnya lebih middle-up.

Advertisement

“Walaupun kenyataannya, memang sejak dulu ada penggolongan kelas produk fesyen ini, baik dilihat dari segi limited produksinya, kualitas produk dari segi desain, bahan, dan teknik jahitnya. Produk-produk yang dijual di toko modern pastilah levelnya yang midlle-up, sekelas garmen dan butik,” kata dia.

Sedangkan, Endang menjelaskan di pasar, produk fesyen identik dengan sistem pembelian grosir atau eceran yang dihasilkan dari produk garmen atau konveksi yang dibuat secara massal.

Sepinya pasar tradisional juga dikarenakan booming-nya tren online-shopping, yang menurut Endang, sudah diramalkan para ahli ekonomi sejak awal. “Kemudahan belanja dengan awai ini jadi salah satu penyebab sepinya pasar-pasar maka seharusnya para pedagang cerdas mengambil model penjualan ini. Untuk semua pelaku usaha, termasuk UKM,” kata Endang.

Advertisement

Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Solo, Yuni Wulandari, saat ditemui Solopos.com, di kios Batik Wulandari mengatakan tantangan paling besar yang ia alami adalah bergesernya pola perilaku konsumen yang mulai beralih ke online-shopping. Yuni mengaku belum memahami mekanisme berjualan secara online.

Kalaupun iya, Yuni hanya memanfaatkan Whatsapp dan Instagram sebagai promosi, namun belum merambah ke marketplace. “Sekarang saingannya dengan online, kemudian dibandingkan dulu yang jualan di sini [Pasar Klewer] lebih banyak, jadi membuat persaingan usaha jadi lebih banyak,” papar Yuni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif