SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (wilsonrevunplugged.blogspot.com)

Solopos.com, SOLO–Pada Agustus 2021, Purwokerto dan Cilacap kembali mengalami inflasi, masing- masing sebesar 0,12% (mtm) dan 0,06 % (mtm). Pada periode yang sama, dua kabupaten/kota IHK lainnya di Jawa Tengah, yaitu Solo dan Kudus juga mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,09% (mtm) dan 0,15% (mtm).

Menurut siaran pers Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto,  Jumat (3/9/2021), terdapat dua kabupaten/kota yang mencatatkan deflasi, yaitu Tegal (-0,16%, mtm) dan Semarang (-0,06%, mtm). Secara tahunan, inflasi di Purwokerto dan Cilacap tercatat masing-masing sebesar 1,57% (yoy) dan 1,41 % (yoy), berada di bawah rentang target inflasi sebesar 3+1 %.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Secara umum, Purwokerto dan Cilacap mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan Jawa Tengah. Inflasi di Purwokerto maupupun Cilacap didorong oleh meningkatnya harga komoditas minyak goreng seiring dengan tren kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang menyebabkan harga minyak poreng di dalam negeri turut mengalami kenaikan.

Selain itu, inflasi juga didorong oleh peningkatan harga rokok kretek filter seiring dengan penyesuaian bertahap yang dilakukan oleh produsen terhadap kenaikan cukai.

Baca Juga: Minyak Goreng dan Daging Ayam Sumbang Inflasi Kota Solo

Minyak Goreng dan Rokok Filter

Pada Agustus 2021, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,09% (mtm). Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan inflasi Provinsi Jawa Tengah (-0,01 %, mtm) dan inflasi nasional (0,03 %, mtm).

Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,06% (mtm) dan diikuti oleh kelompok Transportasi. Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas minyak goreng (0,13%), rokok kretek filter (0,07%), pemeliharaan/service (0,03%), buah naga (0,02%) dan pepaya (0,02%).

Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tertinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang memberikan andil sebesar -0,02% (mtm). Pada periode laporan, komoditas cabai rawit (-0,09%), cabai merah (-0,04%), daging ayam ras (-0,04%), kacang panjang (-0,02%) dan emas perhiasan (-0,02%) menjadi komoditas yang memberikan andil penurunan harga terbesar.

Baca Juga: Didorong Tingkatkan Peran UMKM Pangan, TPID Sebut Inflasi Solo Masih Terkendali

Secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 1,57% (yoy). Angka tersebut cenderung lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Agustus dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,95% (yoy). Capaian inflasi tersebut juga cenderung berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%+1 % (yoy).

Pada periode yang sama Cilacap juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm), stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang juga mencatatkan inflasi sebesar 0,06%. Inflasi tersebut terpantau lebih tinggi dibandingkan inflasi Provinsi Jawa Tengah (-0,01%, mtm) dan inflasi nasional (0,03 %, mtm).

Inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok Pendidikan yang memberikan andil sebesar 0,04% (mtm) dan kelompok komoditas Pakaian dan Alas Kaki dengan andil 0,01 % (mtm).

Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah minyak goreng (0,05%), telur ayam ras (0,03%), tomat (0,02%), Sekolah Menengah Atas (0,02%) dan rokok kretek filter (0,02%).

Baca Juga: Tak Hanya Cabai, Biaya Sekolah Dasar Sumbang Inflasi Kota Solo

Pengaruh Perubahan Cuaca

Di sisi lain, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok yang menahan inflasi lebih tinggi, dengan andil -0,01 % (mtm). Penurunan harga terutama disumbangkan oleh komoditas cabai rawit (-0,06%), daging ayam ras (-0,03%), bawang merah (-0,03%), emas perhiasan (-0,02%), dan terong (-0,02%).

Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,41 % (yoy). Capaian inflasi tersebut cenderung lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Agustus dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,54% (yoy) dan masih berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%+1 % (yoy).

Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada 2021 diperkirakan terkendali dan berada di dalam rentang sasaran target inflasi 3+1% (yoy). Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain perkembangan permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga yanp tergangpu serta berbagai upaya pemulihan ekonomi nasional termasuk bantuan pemerintah untuk para pelaku usaha.

Baca Juga: Inflasi Solo Juli 2021 Diprediksi Rendah Dampak PPKM Darurat

Potensi perubahan cuaca dan iklim yang mempengaruhi produksi juga dapat berdampak pada terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura. Peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh Pemerintah seperti cukai rokok diperkirakan turut andil sebagai penyumbang inflasi.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan peningkatan tarif cukai rokok pada 2021 untuk jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sementara itu, untuk tarif cukai Sigaret Kretek Tangan tidak mengalami peningkatan. Adapun secara rata-rata kenaikan tarif cukai rokok pada 2021 sebesar 12,5% dan berlaku mulai Februari 2021.

Kebijakan Pemerintah berupa subsidi listrik, subsidi PPnBM kendaraan bermotor, dan pelonggaran LTV 100% untuk sektor real estate diperkirakan turut mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Pertamina Berkomitmen Salurkan Solar untuk Warga di Solo

Di sisi Iain, beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi antara Iain masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut serta pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali.

Sementara itu, Pemerintah juga telah menetapkan bahwa subsidi listrik masih berlanjut pada 2021 tetapi persentase subsidinya dikurangi. Sejak April 2021, subsidi listrik untuk tegangan 450 watt berkurang menjadi 50%, sedangkan untuk tegangan 900 watt menjadi 25%.



Koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya