Bisnis
Senin, 1 November 2021 - 14:43 WIB

Inflasi Oktober 2021 Capai 0,12 Persen, Ini Pemicunya Menurut BPS

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kabin pesawat terbang. (Bisnis-Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Sepanjang periode Oktober 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,12 persen (month-to-month/mtm)  atau terjadi kenaikan terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,63 menjadi 106,66.

“Perkembangan harga untuk beberapa komoditas pada Oktober 2021 ini secara umum menunjukkan adanya kenaikan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (1/11/2021), di Jakarta.

Advertisement

Dia menjelaskan dengan inflasi pada Oktober itu, inflasi tahun kalender Januari sampai Oktober 2021 menjadi sebesar 0,93 persen dan tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,66 persen.

Baca juga: Pengangguran di Indonesia Kian Banyak Saat Pandemi, Capai 9 Juta Orang

Advertisement

Baca juga: Pengangguran di Indonesia Kian Banyak Saat Pandemi, Capai 9 Juta Orang

Margo menerangkan berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, semuanya terjadi inflasi Oktober lalu dengan andil tertinggi pada kelompok transportasi yaitu terjadi inflasi sebesar 0,33 persen dengan andil sebesar 0,04 persen.

“Ini disebabkan karena adanya kenaikan tarif angkutan udara di mana kenaikan tarif angkutan udara ini memberikan andil sebesar 0,03 persen,” kata Margo.

Advertisement

Baca juga: Tak Perlu Panik, Stok Pangan Jelang Akhir Tahun Dijamin Aman

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau di antaranya adalah cabai merah dan minyak goreng dengan andil sebesar 0,05 persen.

“Demikian juga daging ayam ras yang memberikan andil sebesar 0,02 persen,” ujar Margo Yuwono.

Advertisement

Sebagai informasi, dari 90 kota IHK, sebanyak 68 kota menyumbang inflasi dan sebanyak 22 kota yang mengalami deflasi pada Oktober 2021. Untuk 68 kota yang mengalami inflasi, beber dia, inflasi tertinggi terjadi di Sampit yaitu sebesar 2,06 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Sumenep dan Banyuwangi yaitu sebesar 0,02 persen.

Sementara dari 22 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Kendari yakni sebesar minus 0,7 persen sedangkan deflasi terendah terjadi di Bengkulu yakni minus 0,02 persen.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, Pedagang di Solo Pilih Tak Kulakan

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif