Bisnis
Senin, 10 Juli 2023 - 14:00 WIB

Inflasi Juni 2023 Turun di Angka 3,52 Persen, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyampaikan penyebab turunnya inflasi pada Juni 2023 yang sudah berada di angka 3,52 persen dan memproyeksikan inflasi baru mencapai 4 persen pada September 2023.

“Ternyata inflasi [turun] jauh lebih cepat. Tentunya bukan hanya harga komoditas global yang turun, tapi pasokannya terjaga oleh bapak-bapak dan ibu pemerintah daerah dan oleh Bapanas [Badan Pangan Nasional],” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (10/7/2023) seperti dilansir Antara.

Advertisement

Karena angka inflasi Indonesia dapat turun dengan cepat, Doni menyarankan sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Malaysia dan Budapest yang memiliki inflasi 25 persen untuk belajar dari Tanah Air.

“Di Amerika, inflasi itu hanya bisa diselesaikan dengan menaikkan suku bunga, seperti layaknya Bank Sentral di negara-negara lain. [Namun], Indonesia punya pemerintah daerah dan gubernur, jadi tidak hanya policy suku bunga untuk menaikkan, tapi punya policy supply yang didukung oleh seluruh gubernur di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, dia turut mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang meraih surplus dalam neraca pangan. Kendati demikian, komoditas beras, minyak goreng, dan cabai masih memiliki berkontribusi terhadap peningkatan inflasi daerah yang cukup tinggi.

Advertisement

“Nah ini tentunya kita semua patut waspada, walaupun saya tahu bahwa GNPIP itu sudah di-kick off di Desember 2022 di Kalimantan ini. Tentunya kerjasama dengan semua pemerintah Kalimantan itu sangat kami dukung, dari pemerintah pusat maupun Bank Indonesia,” ucapnya.

Poin terakhir yang disampaikan olehnya adalah urgensi adanya neraca pangan di sektor hulu guna memudahkan kerja sama antardaerah.

“Kalau kita sudah tahu neraca pangan, kita lakukan kerjasama antar daerah karena Kalimantan Selatan surplus, kita cari distribusinya, dibantu oleh Pak Ketut (Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional) dengan gerakan pasar murah. Tentunya itu yang menjadi target kita,” kata Doni.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif