Bisnis
Senin, 13 Juni 2022 - 13:20 WIB

Industri Tekstil Nilai Tak Adil untuk Kenaikan Tarif Listrik, Kok Bisa?

Rahmad Fauzan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas industri konfeksi (JIBI/Bisnis/Dok)

Solopos.com, JAKARTA–Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta mencatat beberapa poin yang saat ini dinilai tidak adil mengenai ongkos listrik di industri tekstil.

Pertama, tingginya tarif waktu beban puncak (WBP). Redma menyebut tarif WBP yang dikenakan terhadap industri tekstil saat ini 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tarif normal.

Advertisement

“Untuk peak hour atau beban puncak. Ini naik 50% dari tarif normal,” kata Redma, Senin (13/6/2022).

Kedua, tidak adanya pemotongan tarif atau diskon untuk pemakaian pada jam malam.

Advertisement

Kedua, tidak adanya pemotongan tarif atau diskon untuk pemakaian pada jam malam.

Menurut dia, diskon diperlukan seiring dengan beralihnya penggunaan listrik di industri dari pembangkit baru bara ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baca Juga: Industri Tekstil Lokal Diprediksi Cerah, Ini Pendorongnya

Advertisement

Tingginya tarif listrik cukup disayangkan oleh pelaku industri tekstil Tanah Air.

Sebab, kondisi industri tekstil dikatakan belum benar-benar pulih pasca terdampak pandemi Covid-19.

Bahkan, APSyFI sudah berani memperkirakan pertumbuhan industri TPT melambat pada kuartal II/2022.

Advertisement

Diperkirakan, pertumbuhan industri TPT kuartal kedua tahun ini berada di bawah 10%. Pada kuartal I/2022, industri TPT Tanah Air mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,45% yang salah satunya terkerek karena meningkatnya permintaan pada momen lebaran.

Baca Juga: Mudik Lebaran Dibolehkan, Ini Harapan Pelaku Industri Tekstil

Dengan demikian, ujarnya, seiring dengan terjadinya over suplai listrik pelaku industri pun mendesak pemerintah untuk meringankan beban biaya listrik industri tekstil.

Advertisement

“Kami minta dicabut tarif WBP jam malamnya. Sekarang kan listriknya sudah oversuplai, tapi industri masih dikenakan beban WBP,” jelasnya.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Tarif Listrik Tinggi, Pelaku Industri Tekstil Mengeluh

 

Advertisement
Kata Kunci : Tarif Listrik AsyFI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif