SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Ferry A. Soetikno (kiri), bersama dengan Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor BPOM RI, Togi Junice Hutajulu (belakang) bersama wakil Walikota Solo, Teguh Prakosa (kanan) saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI 2023, yang digelar di Hotel Alila, Solo, Jumat (8/9/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Wakil Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Ferry A. Soetikno, mengatakan saat ini industri  farmasi di Indonesia terus tumbuh. Tercatat, pada 2022 lalu potensi pasar farmasi tembus Rp110 triliun hingga Rp120 triliun.

Dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI 2023, yang digelar di Hotel Alila, Solo, Jumat (8/9/2023), Ferry juga mengatakan industri farmasi di Indonesia sangat didominasi pasar dalam negeri.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Bahkan, ia menyebut produk industri farmasi Indonesia juga diekspor ke luar negeri.

“Kita patut bersyukur, sekaligus berbangga, bahwa GP Farmasi Indonesia [GPFI] sebagai himpunan industri nasional yang dibangun 54 tahun lalu oleh para pendahulu, kini telah menjadi satu kekuatan besar yang terdiri dari sekitar 190 pabrik farmasi lokal, 2.000 lebih pedagang besar farmasi [PBF] nasional untuk obat jadi, 70 PBF bahan baku obat, 18.000 apotek, dan 8.000 toko obat yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara baik oleh pihak swasta nasional maupun badan usaha negara,” ulas dalam presentasinya.

Dalam materi presentasi yang ditayangkan langsung, juga disebutkan pasar Farmasi pada 2022 tembus Rp110 T hingga Rp120 T. Sementara, healthcare spending mencapai 3,4 persen dari GDP atau pengeluaran kesehatan di Tanah Air.

Industri farmasi juga menyuplai 90 persen kebutuhan obat-obatan bahkan menjadi pemain penting di regional Asia

Ia meneruskan, kemampuan ekspor dari para pelaku industri farmasi di Indonesia tidak lepas dari dukungan dari pemerintah terutama BPOM.

“Industri farmasi sangat kuat bahkan menjadi pemain regional bahkan mengekspor, ini adalah bantuan dan dukungan dari pemerintah Indonesia khususnya BPOM karena memberikan dukungan bagi setiap pelaku usaha farmasi,” kata dia.

Selain itu, Ferry juga menyebut, harga obat di Indonesia juga sangat terjangkau. Menurutnya, ini tidak lepas dari tantangan dari masyarakat dan industri farmasi di Indonesia.

“93 persen harga obat tablet di bawah Rp500, ekonomi Indonesia membaik di tengah ekonomi yang masuk fase slowbalization, harga obat saat ini ditekan karena harga murah dan tekanan dari masyarakat agar harga obat tetap terjangkau,” tambahnya.

Di sisi lain, industri farmasi tengah menghadapi tantangan pascapandemi terutama di bidang investasi dan digitalisasi. Untuk itu, ia berharap tumbuhnya ekonomi Indonesia bisa membantu industri farmasi agar terus tumbuh.

“Regulation and Compliance dalam UU Kes no 17 2023, membuat ada tuntutan regulasi yang tinggi dan membutuhkan komitmen nvestasi. Selain itu ada Technology and digitalization, yang meminta pelaku usaha farmasi terus beradaptasi secara digital dalam sistem SATU SEHAT,” lanjutnya.

Ferry juga mengatakan, GPFI harus meningkatkan kerja sama dan tetap menjadi mitra strategis untuk tetap terus bersaing di dunia industri farmasi global.

“Harapannya GPFI bisa meningkatkan kolaborasi antar anggota untuk memajukan industri farmasi secara bersama-sama, kami selalu siap untuk menjadi mitra strategis untuk mewujudukan cita-cita Indonesia yang relevan tepat sasaran dan memberi kepastian bagi pelaku industri,” jelasnya.

Terpisah, Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunawan Sadikin, dalam sambutannya secara virtual menyebut sektor kesehatan merupakan pondasi vital untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, apalagi dengan adanya bonus demografi.

“Kesehatan itu penting terutama untuk batu loncatan dari negara berpenghasilan menengah atau middle income country menjadi negara berpenghasilan tinggi. Saat ini Indonesia GDP nya US$4.300-4.500 sedangkan untuk negara maju batas bawahnya US$12.500,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya