Bisnis
Senin, 3 Oktober 2022 - 21:36 WIB

Industri Batik Harus Bisa Menyesuaikan Selera Anak Muda

Afifa Enggar Wulandari  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman, Gunawan Setiawan menunjukkan koleksi batik tulis di showroomnya belum lama ini. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Keterlibatan anak muda diperlukan bagi keberlangsungan produk batik. Begitu sebaliknya, pelaku usaha batik juga harus menyesuaikan dengan selera anak muda.

Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman, Gunawan Setiawan mengungkapkan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar produk batik tulis tetap terjaga. Pertama, paguyuban dan para perajin batik bisa mengadakan event yang bisa mengenalkan batik kepada masyarakat.

Advertisement

Misalnya saja saat rangkaian peringatan Hari Batik 2022 yang dimulai Sabtu (1/10/2022) lalu, Kampung Batik Kauman menggelar pameran 1.000 motif batik kuno dan kekinian.

Pengambilan tema kuno dan kekinian sengaja diangkat sebagai salah satu stimulan agar anak muda bisa dan mau mengenal batik. Menurut Gunawan, anak muda cenderung suka batik kekinian dan dengan motif simpel. Selain itu, mereka juga menyukai produk dengan harga yang tidak terlalu mahal serta produk dengan warna yang ringan.

Advertisement

Pengambilan tema kuno dan kekinian sengaja diangkat sebagai salah satu stimulan agar anak muda bisa dan mau mengenal batik. Menurut Gunawan, anak muda cenderung suka batik kekinian dan dengan motif simpel. Selain itu, mereka juga menyukai produk dengan harga yang tidak terlalu mahal serta produk dengan warna yang ringan.

“Anak muda cenderung suka batik yang kekinian dan simpel. Harga juga tidak yang terlalu tinggi tapi mereka warnanya mudah [ringan],” kata Gunawan saat ditemui di showroom-nya.

Baca Juga: Peringatan Hari Batik Nasional di Solo, Momentum Mewujudkan Misi Regenerasi

Advertisement

“Mereka melihat fashion secara lebih luas, artinya sesuai zamannya. Mereka ada trendsetter juga. Dan kita [industri batik] harus bisa mengikuti itu,” kata dia.

Kiprah anak muda perlu dilibatkan dalam menyusun kegiatan-kegiatan di kawasan wisata. Di Kampung Wisata Kauman, misalnya, panitia penyelenggara dan penyusun konsep pameran merupakan anak-anak muda.

Baca Juga: Peringati Hari Batik, Belasan Anak Difabel di Semarang Membatik Kain 20 Meter

Advertisement

“Kedua, mengajak anak muda untuk senang belajar batik. Misalnya dengan melibatkan mereka dalam kegiatan. Pameran 1.000 motif kuno dan kekinian juga panitianya anak muda,” kata dia.

Terakhir, publikasi kegiatan dan hasil batik secara masif. Media sosial dipandang sangat efektif dalam menyebarkan informasi bagi seluruh segmen. Adanya spot-spot foto di Kampung Batik Kauman menjadi salah potensi yang bisa disebarluaskan di media sosial.

“Publikasi masif tentang batik di media sosial utamanya,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif