SOLOPOS.COM - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan saat melepas kontainer ekspor di kantor pusat PT Sritex di Sukoharjo, Kamis (15/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mencari peluang dan strategi kerja sama perdagangan internasional dengan bermitra dengan negara-negara strategis.

“Upaya ini dimaksudkan untuk memperluas akses pasar dan menghapus hambatan perdagangan dengan negara lain melalui kemudahan yang disepakati oleh para pihak dalam perjanjian tersebut,” kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono di Padang, dalam rapat koordinasi Surat Keterangan Asal (SKA) ekspor dengan 97 instansi penerbit SKA seperti dilansir Antara, Kamis(13/10/2022).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Menurut dia, saat ini terdapat 16 perjanjian perdagangan yang telah terimplementasi penuh. Selain itu, terdapat beberapa perjanjian perdagangan yang masih dalam proses ratifikasi yaitu Ind-UAE CEPA dan perjanjian perdagangan yang akan diimplementasikan pada 2023 seperti program Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara Indonesia dengan sembilan negara ASEAN. Lima negara mitra yakni Australia, RRT, Korea Selatan, Jepang dan Selandia Baru juga terlibat dalam program ini. Ada pula kerja sama bilateral Indonesia-Korea CEPA, yang diupayakan untuk dapat diimplementasikan secara penuh.

Kementerian Perdagangan juga terus berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial yang merupakan agenda prioritas guna mendapatkan dan memperluas pasar ekspor yang baru.

Baca Juga: BUMN Ukur Dampak Program TJSL bagi Masyarakat Penerima

Perjanjian perdagangan Indonesia dengan mitra dagang yang semakin bertambah dan berkembang secara dinamis. Adanya perubahan upgrading pada sistem e-SKA perlu diikuti dengan peningkatan pemahaman dan kapabilitas sumber daya manusia yaitu pejabat Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal.

Pada sisi lain, ia menyampaikan sejak dua tahun pandemi melanda dunia tidak terkecuali Indonesia situasi perekonomian dunia penuh dengan ketidakpastian. “Namun, kita patut bersyukur kinerja perdagangan ekspor cukup baik,” kata dia.

Ia menyebutkan neraca perdagangan 2021 mengalami surplus 35,3 miliar dolar AS. Namun, akibat pandemi kinerja perekonomian berada dalam situasi yang tidak mudah.

“Karena itu kerja keras yang didukung dengan kebijakan perdagangan diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap agenda strategis pemulihan perekonomian nasional,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya