SOLOPOS.COM - ilustrasi perusahaan rintisan atau startup (istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Wakil Menteri BUMN Rosan Perkasa Roeslani mengatakan kesuksesan diraih perusahaan rintisan atau startup di Indonesia adalah kunci untuk sukses di pasar Asia Tenggara atau di negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.

Menurut Rosan, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki tenaga kerja yang cukup besar. Rosan mengungkapkan setiap tahunnya, ada sekitar tiga juta orang yang lahir di Indonesia.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Angka pertumbuhan tersebut setara dengan setengah dari warga penduduk Singapura. “Jika kamu [startup] ingin sukses di Asia Tenggara, kamu harus sukses dahulu di Indonesia,” ujar Rosan, Senin (4/9/2023).

Rosan menambahkan banyak potensi digital yang belum digali di Indonesia. Dikabarkan pada 2022 Indonesia menguasai 40 persen ekonomi digital ASEAN dan nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$130 miliar pada 2025.

Jumlah tersebut akan terus meningkat menjadi sekitar US$300 miliar pada 2030. Namun, di sisi lain, Rosan mengatakan hal ini akan menimbulkan tantangan tersendiri bagi Indonesia, karena pengembangan startup yang makin sulit.

Menurut Rosan, startup yang ada saat ini secara operasional masih besar, tetapi belum profit. Hal itulah yang membuat investasi ke startup berbeda dengan investasi pada perusahaan lainnya.

“Karena dasar dari startup itu mereka pasti masih dalam posisi rugi, tidak menghasilkan keuntungan,” ujar Rosan. Sebagai informasi, Indonesia saat ini sedang berada dalam kesulitan pendanaan. Sedihnya, hal inipun mempengaruhi penurunan rata-rata investasi di Asia Tenggara.

Dikutip dari laporan yang dibuat DealStreetAsia Data Vantage, penurunan investasi Indonesia juga menjadi dalang utama terpilihnya Asia Tenggara sebagai wilayah dengan penurunan rata-rata investasi paling tajam di Asia pada kuartal II/2023. Diketahui penurunan investasi di Asia Tenggara pada periode tersebut mencapai 58,6 persen. Startup di Asia Tenggara hanya mendapatkan US$2,13 miliar pada kuartal II/2023 menurun dari US$5,13 miliar pada kuartal yang sama di tahun 2022.

Sementara untuk Indonesia sendiri, pendanaan ekuitas yang didapatkan dari seluruh perusahaan rintisan di Indonesia hanya sebesar US$327 juta atau sekitar Rp4,9 triliun. Angka inipun lebih rendah dari dana yang dikumpulkan oleh Vietnam sejumlah US$413 juta dan Singapura US$1,24 miliar.

Lebih lanjut, startup di Asia Tenggara secara keseluruhan juga tengah mengalami kesulitan pendanaan awal. Diketahui, hanya 52 startup di Asia Tenggara yang mendapatkan pendanaan tahap awal (seed financing) pada kuartal II/2023.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Indonesia Disebut Kunci bagi Startup untuk Kuasai Pasar Ekonomi Digital Asean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya