SOLOPOS.COM - Pekerja salah satu perusahaan di Laweyan, Solo, saat pulang bekerja, Senin (23/1/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Bisnis furniture merupakan salah satu sektor industri yang terdampak Covid-19 yang turut menyumbang gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Soloraya.

Salah satu pengusaha furniture Soloraya yang terkena imbasnya yakni, Joko Mulyanto. Beberapa masalah harus mereka hadapi, misalnya pemesanan yang tiba-tiba dibatalkan, hingga tak ada pembeli sama sekali.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Furniture sangat terdampak Covid-19 yg disebabkan kelesuan pasar Eropa & Amerika. PO [pre order] yang sudah turun dari buyer dan sudah dikerjakan oleh perusahaan terpaksa dibatalkan dan ditunda pengirimannya,” papar Joko kepada Solopos.com Senin (23/1/2023).

Kondisi saat ini misalnya, Joko sebenarnya telah mengeluarkan biaya untuk bahan baku, bahan bantu, serta gaji karyawan. Namun jika tidak ada pekerjaan yang dilakukan, perusahaan mau tidak mau mengurangi karyawan, termasuk di sektor furniture.

Sebagai upaya mencari solusi, Joko mengatakan perusahaannya saat ini juga sedang mencari pasar lain. Namun, sejauh ini belum menunjukkan hasil.

Di sisi lain, ia harus membayar hutang usaha di bank setiap bulannya. “Maret 2022 saya punya karyawan 600 orang, sekarang tinggal 470 saja,” papar Joko.

Tak hanya soal penjualan yang sulit, Joko juga harus menghadapi masalah lain yakni impor baku yang  ikut naik. Joko menjelaskan di saat pandemi, biaya kapal naik beberapa kali lipat. Hal tersebut membuat hanya komoditi laris yang bisa diantar kapal dengan cepat.

“Usaha saya menerapkan sistem di mana buyer (pembeli) menanggung biaya kapal. Ternyata banyak buyer saya tidak sanggup menanggung biaya kenaikan kapal tersebut, akhirnya terjadilah penundaan pengiriman. Mereka mau bayar ketika harganya terjangkau,” papar Joko Senin (23/3/2023).

Ada beberapa bahan baku furniture yang diantar dengan kapal, antara lain hardware, kain, serta bahan finishing.

Joko mengatakan beberapa kali Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, turun tangan mengatasi biaya kapal yang membengkak naik.

Namun Joko mengklaim kondisinya masih sama saat pandemi Covid-19. Sementara, saat ini pengiriman sudah lancar.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Karanganyar, Edy Darmawan, menyebut memang terjadi perumahan karyawan pada 2022. Usaha tekstil, plastik, dan furniture adalah yang paling terdampak.

“Memang banyak yang dirumahkan di tahun 2022, dan 2023 masih berlanjut. Tahun 2023 ini juga agak berat, ekonomi gonjang-ganjing karena tahun politik. Jika tidak ada perbaikan maka PHK masih berlanjut,” papar Edy Senin (23/1/2023).

Kurangi Keuntungan

Imbas pandemi tak hanya pada pengurangan karyawan, namun juga pengurangan keuntungan. Seperti yang dilakukan pembuatan kerajinan logam di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali atau perajin Tumang membuat para perajin berlomba-lomba menyunat keuntungan agar mendapatkan pelanggan.

Salah satu pengrajin logam asal Dukuh Tumang Gunungsari, Mashuri, 38, mengungkapkan harga bahan baku berupa pelat logam telah naik berkisar 30 – 40 persen per lembarnya.

“Untuk yang tembaga dari Cina ukuran 0,8 milimeter harganya Rp2,55 juta per lembar. Ukurannya sama, dua meter kali satu meter. Kemudian yang dari Eropa lebih mahal lagi, ukuran o,8 milimeter jadi Rp2,8 juta. Kalau dulu sebelum pandemi ya dikurangi 40 persen dari itu,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (12/1/2023).

Ia mengungkapkan kenaikan harga pelat tembaga tersebut berlangsung pelan-pelan dimulai setelah pandemi melanda. Dengan kenaikan harga bahan baku yang tidak sedikit, Mashuri dan perajin logam lainnya di Tumang memutar otak agar tetap laku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya