SOLOPOS.COM - Ilustrasi gula pasir. (Freepik).

Solopos.com, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyebut realisasi impor gula untuk konsumsi baru sekitar 26% dari total kuota tahun ini sebanyak 991.000 ton.

Menurutnya, banyak pihak yang memegang kuota impor belum melakukan importasi. “Termasuk BUMN di bidang pangan, RNI dan PTPN secepatnya kuota impor harus direalisasikan,” ujar Arief di Kantor Bapanas, Senin (16/10/2023). Dia mendorong, terutama sektor privat agar tidak sengaja menahan impor gula lantaran harga di pasar global tengah tinggi dan kurs rupiah terhadap dolar melemah.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Importasi bukan hanya soal harga, tetapi keperluan pemenuhan stok menjadi penting untuk diprioritaskan. Menyitir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga gula konsumsi di tingkat konsumen per hari ini Senin (16/10/2023) sebesar Rp15.520 per kilogram atau naik 0,13% dari harga kemarin.

Sementara berdasarkan data Indexmundi, harga gula pada bursa New York (NYMEX) dalam tahun berjalan sudah menunjukkan kenaikan 28,57% sejak Desember 2022. Adapun berdasarkan prognosa neraca pangan yang diolah Bapanas per 20 September 2023, kebutuhan gula konsumsi tahun ini mencapai 3,39 juta ton, sementara produksi dalam negeri diperkirakan mencapai 2,42 juta ton.

“Privat juga sama, hanya melakukan importasi kalau untung, maka kalau harga di luar lebih tinggi mereka enggak melakukan importasi. Enggak begitu caranya,” tutur Arief. Arief yang juga menjabat sebagai Plt. Menteri Pertanian pun menegaskan agar pemegang kuota impor gula tidak perlu khawatir terhadap risiko kerugian.

Pihaknya bakal meninjau ulang ihwal harga gula untuk stabilisasi. “Jadi tolong dipenuhi stoknya, kita akan duduk sama-sama,” ucapnya. Sementara itu, Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID Foods, Frans Marganda Tambunan membantah pihaknya sengaja menunda impor gula lantaran harga global yang tinggi dan kurs Rupiah yang melemah.

Dia masih menunggu perizinan impor dari Kementerian Perdagangan karena ada administrasi izin impor yang perlu dipenuhi untuk bisa segera mengeksekusi impor gula yang direncanakan dari Brasil. “Belum [keluar izinnya], kuotanya sudah ada. Ini masalah administrasi izin, lagi dibahas di Kemendag,” ujar Frans saat ditemui di kantor Bapanas, Senin (16/10/2023).

Dia menyebut, dari kuota impor raw sugar sebanyak 250.000 ton setara setara 230.000 ton gula kristal putih (GKP), telah direalisasikan sebanyak 97.000 ton oleh RNI dan PTPN. Adapun sisa kuota impor 125.000 ton gula kristal putih, kata Frans, diperkirakan akan masuk pada Desember 2023. “Harusnya begitu [Desember gula impor tiba],” kata Frans.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Impor Gula Dipercepat, Bapanas: Importir Jangan Cari Untung Saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya