Solopos.com, JAKARTA–Imbas pelarangan ekspor minyak goreng dan crude palm oil (CPO), selain melonjaknya harga CPO di pasar dunia, ternyata juga berimbas pada saham perusahaan sawit.
Bedanya, saham-saham beremiten perusahaan sawit tercatat rontok akibat pelarangan ekspor minyak goreng dan CPO.
Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran
Berdasarkan data dari Bursa Malaysia, harga CPO untuk kontrak Juli 2022 naik hingga 6% ke level 6.738 ringgit per ton atau US$1.550 per ton. Harga ini merupakan level tertinggi sejak perdagangan 11 Maret 2022 lalu.
Tercatat, mayoritas emiten di sektor perkebunan sawit mengalami koreksi hingga penutupan perdagangan sesi I pada pukul 11.30 WIB.
Baca Juga: Indonesia Larang Ekspor Minyak Goreng, Ini Dampaknya bagi Ekonomi Dunia
Saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan koreksi terdalam sejauh ini setelah anjlok 6,98% ke posisi Rp600. Menyusul dibelakangnya adalah PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) yang turun 6,94% ke Rp1.340.
Menyusul LSIP, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turut melemah masing – masing sebesar 6,92% dan 6,84%.
Selanjutnya, saham PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) bergerak turun 6,77% pada level harga Rp620 disusul oleh PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dengan koreksi 6,25% dengan harga Rp75.
Baca Juga: Larangan Ekspor Minyak Goreng, Stok Melimpah, Harga Belum Tentu Turun
Sementara itu, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) terpantau menurun 4,9% pada level harga Rp970. Selanjutnya, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) melemah 3,92% ke level Rp490. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) menyusul di belakang SIMP dengan koreksi sebesar 2,75% ke harga Rp4.600.
Selanjutnya, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan PT Mahkota Group Tbk (MGRO) terpantau turun masing – masing sebesar 2,49% dan 1,12%.
Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Harga CPO Memanas, Saham Emiten Sawit Rontok Akibat Larangan Ekspor