Bisnis
Rabu, 22 Februari 2023 - 11:16 WIB

Ikut Kurangi Emisi Karbon, SKK Migas bersama Pemkab Sleman Tanam 5.000 Pohon

Bc  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bekerja sama dengan Pemkab Sleman, SKK Migas melakukan kegiatan Penanaman Pohon Industri Hulu Migas untuk Negeri: Satu Pohon Berjuta Manfaat di Wanadesa, Mangunan, Caturharjo, Sleman pada Senin (20/2/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SLEMAN — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) secara berkelanjutan terus melakukan upaya menekan emisi karbon atau zero emission, salah satunya melalui kegiatan penanaman pohon.

Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, SKK Migas menggelar kegiatan bertajuk Penanaman Pohon Industri Hulu Migas untuk Negeri: Satu Pohon Berjuta Manfaat di Wanadesa, Mangunan, Caturharjo, Sleman pada Senin (20/2/2023).

Advertisement

Pelaksanaan penanaman 5.000 batang pohon jenis sengon solomon (Paraserianthes falcataria) ini dihadiri oleh Kepala SKK Migas dan segenap pimpinan dari KKKS, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, serta perangkat desa setempat.

Dalam pelaksanaannya, penanaman pohon sengon dilakukan secara bertahap dan diperkirakan selesai 100 persen pada pertengahan Maret 2023. Kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen industri hulu migas untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat daerah.

Advertisement

Dalam pelaksanaannya, penanaman pohon sengon dilakukan secara bertahap dan diperkirakan selesai 100 persen pada pertengahan Maret 2023. Kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen industri hulu migas untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat daerah.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk memanfaatkan tanah kosong yang merupakan Tanah Kas Desa (TKD) agar menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Bupati Sleman yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Rita Probowati, ST,MT menyampaikan penanaman pohon sengon tersebut merupakan upaya menjaga kelestarian alam di Sleman.

Advertisement

“Terima kasih kepada SKK Migas yang sudah membantu program penanaman pohon. Ruang terbuka hijau publik di Sleman seharusnya sebanyak 20% dari luas perkotaan, saat ini baru tercapai 16%,” ujar Rita.

Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan program penghijauan yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) di bidang lingkungan yang telah disetujui baik secara anggaran maupun program oleh SKK Migas.

Dwi mengatakan, upaya SKK Migas dalam memproduksi sumber daya migas dalam rangka mendukung perekonomian nasional, tetaplah harus berada dalam sebuah koridor yang memperhatikan lingkungan, salah satu upayanya adalah dengan kegiatan penanaman pohon.

Advertisement

“Memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif dan bermanfaat bagi perekonomian masyarakat, khususnya di wilayah Kabupaten Sleman yang menunjukkan bahwa kemanfaatan industri hulu migas juga dirasakan oleh masyarakat di daerah bukan penghasil migas. Hal ini menunjukkan dampak positif industri hulu migas yang dirasakan secara nasional,” kata dia.

Dwi menambahkan, SKK Migas mendorong industri hulu migas untuk dapat menanam 2 juta pohon pada 2023, yang terdiri dari rehabilitasi Daerah Aliran Sungai dan pemulihan lahan, PPM, dan program lainnya.

Komitmen penanaman hulu migas tersebut terus meningkat dari tahun 2022 yang tercatat sebanyak 1,7 juta batang dan tahun 2021 yang sebanyak 1,2 juta batang pohon.

Advertisement

Berangkat dari konse tersebut, industri hulu migas mencanangkan transformasi yang tertuang dalam Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 dengan 3 target utama, yaitu mencapai produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030, mengoptimalkan peningkatan nilai tambah dari kegiatan Hulu Migas, dan memastikan keberlanjutan lingkungan Renstra IOG 4.0.

“Di masa depan, sektor migas tetap akan terus memegang peranan penting dalam mendukung ketahanan energi dan perekonomian nasional. Untuk itu hulu migas membutuhkan dukungan dari para stakeholders agar cita-cita meningkatkan produksi migas di tahun 2030 dapat direalisasikan serta mencapai tujuan menurunkan atau meng-offset emisi karbon,” ujar Dwi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif