Bisnis
Rabu, 15 Juni 2022 - 11:53 WIB

IHSG Sesi I Ambrol, Saham ADRO dan ADMR Terpuruk

Lorenzo Anugrah Mahardhika  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). (Bisnis-Fanny Kusumawardhani)

Solopos.com, JAKARTA–Perdagangan saham sesi I, Rabu (15/6/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah akibat investor yang bertaruh menjelang keputusan rapat Federal Reserve soal kenaikan suku bunga.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 6.976,96 atau turun 1,03%.

Advertisement

Sepanjang sesi pertama IHSG bergerak pada rentang 6.966,02- 7.0486,38.

Tercatat, 131 saham menguat, 398 saham melemah dan 141 saham bergerak stagnan.

Advertisement

Tercatat, 131 saham menguat, 398 saham melemah dan 141 saham bergerak stagnan.

Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell Rp434,8 miliar.

Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Membuat IHSG Melemah

Advertisement

Menyusul di belakangnya adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp101 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp48,1 miliar.

Duo saham emiten batu bara milik Boy Thohir masuk ke tops losers. Saham PT Adaro Mineral Indonesia Tbk. (ADMR) anjlok 6,80%, sedangkan indukanya PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) ambles 6,75%.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang memperkirakan IHSG bakal kembali ke zona merah seiring sejumlah sentimen negatif yang menaungi perdagangan.

Advertisement

Dia menyebutkan indeks Dow Jones di AS turun tajam selama 4 hari berturut-turut sebesar 8,27% dan dalam perdagangan Selasa (14/6/2022) kembali terkoreksi sebesar 151,91 poin atau 0,5%.

Baca Juga: Sesi I IHSG Naik, Saham GOTO dan BBRI Melejit

Dengan demikian, selama 5 hari Indeks DJIA turun tajam sebesar 8,77% mengantisipasi naiknya Fed Fund Rate (FFR) sebesar 75 bps yang akan diumumkan pada 15 Juni 2022 sebagai respons naiknya inflasi tertinggi selama 41 tahun terakhir.

Advertisement

“Tingginya inflasi AS dan akan agresifnya The Fed menaikkan FFR bukan hanya berdampak atas tajamnya kejatuhan Indeks DJIA tetapi juga berdampak atas naiknya yield obligasi AS segala tenor khususnya tenor 10 tahun yang saat ini sudah mendekati level 3,5%,” paparnya, Rabu (15/6/2022).

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul IHSG Sesi I Longsor! Duo Saham Boy Thohir ADMR & ADRO Terpuruk

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif