SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA —  Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (14/2/2023) di tengah penantian pasar terhadap data neraca perdagangan, suku bunga BI7DRR, dan inflasi AS.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG saat ini berpotensi mengalami kenaikan terbatas di tengah rilis data perekonomian yang akan dilansir dan rilis data kinerja emiten secara full year 2022.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Namun, hingga saat ini belum terlihat adanya capital inflow yang mengalir deras masuk ke dalam pasar modal kita, sehingga peluang terjadinya tekanan jangka pendek juga masih terbuka,” paparnya dalam publikasi riset seperti dilansir Bisnis.com.

Menurut William, momentum koreksi dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan pembelian mengingat saat ini masih di awal tahun. Hari ini IHSG berpotensi terkonsolidasi di rentang 6.803 – 6.902.

Rekomendasi saham pilihannya adalah BBRI, BBCA, ITMG, BSDE, AKRA, LSIP, TBIG.

Sementara itu, Indo Premier Sekuritas memprediksi IHSG berbalik arah menguat pada pekan ini karena sejumlah sentimen penopangnya yakni neraca perdagangan, BI Rate, dan inflasi AS.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra mengatakan penguatan market minggu ini karena sentimen neraca pendagangan dan BI Rate dan inflasi AS. Dia menjelaskan pada Desember lalu neraca perdagangan tercatat surplus US$3,89 miliar dan pada Januari konsensus memperkirakan akan kembali surplus US$3,26 miliar.

“Sementara itu, BI rate yang pada Januari lalu sudah dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen, pada pertemuan Februari ini konsensus memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunganya,” katanya dalam keterangan tertulis.

Terkait sentimen positif inflasi AS yang akan diumumkan pada 14 Februari waktu AS, sejauh ini konsensus pasar terkait inflasi akan turun lagi ke 6,2 persen dari sebelumnya 6,5 persen.

“Inflasi AS menjadi salah satu data yang dinanti investor untuk memperkirakan arah kebijakan The Fed,” jelasnya. Sebelumnya IHSG mengalami penurunan sebesar 0,5 persen pada minggu lalu dengan penurunan terdalam di sektor teknologi sebesar 7,6 persen.

“IHSG panas-dingin pada minggu lalu tertekan sektor teknologi dan properti atau real estate. Teknologi yang melemah ini terimbas bursa global yang sektor teknologinya juga melemah. Sektor properti dan real estate ada profit taking karena beberapa minggu lalu sempat menguat,” jelas Rifqi.

Dia menjelaskan secara umum saham-saham pekan lalu tertopang rilis PDB Indonesia dan cadangan devisa. Pada kuartal IV 2022, PDB Indonesia tumbuh 5,01 persen year on year dengan pertumbuhan tertinggi sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makanan-minuman yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan kunjungan wisatawan mancanegara.

“Secara tahunan PDB Indonesia tumbuh 5,31 persen yang tertopang pengeluaran dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,93 persen dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar 2,61 persen,” lanjutnya.

Sementara itu, industri pengolahan juga tumbuh 4,89 persen yoy sehingga menjadi sumber pertumbuhan terbesar berdasarkan lapangan usahanya. Selanjutnya sentimen positif pekan lalu yakni cadangan devisa Januari sebesar US$139,4 miliar yang naik dari sebelumnya di Desember US$137,2 miliar.

Peningkatan ini disebabkan oleh penerbitan global bonds pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Cadangan devisa setara dengan 6,1 bulan impor.

Sebelumnya, IHSG pada Senin sore ditutup menguat menjelang laporan data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Selasa (14/2/2023).

IHSG ditutup menguat 19,81 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.900,1. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,77 poin atau 0,08 persen ke posisi 953,2.

“Secara sentimen sebenarnya beragam dari sentimen global yang masih menantikan data inflasi AS esok hari, juga musim laporan keuangan emiten yang mayoritas positif,” ujar Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Pada pekan ini, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh rilis laporan data Inflasi AS yang akan diumumkan Selasa besok (14/2/2023) waktu setempat.

Dari dalam negeri, pasar masih menanti pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan tidak akan kembali menaikkan suku bunga acuannya, setelah kenaikan 225 basis poin dari Agustus 2022 hingga Januari 2023.

Selain itu, pasar juga menanti laporan kinerja keuangan beberapa emiten sepanjang 2022, serta neraca perdagangan Indonesia.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya