SOLOPOS.COM - Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). (Bisnis-Fanny Kusumawardhani)

Solopos.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) hari ini, Jumat (20/10/2023), akan terpengaruh oleh keputusan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia.

IHSG ditutup melemah 1,18% atau 81,4 poin ke level 6.846 pada perdagangan Kamis (19/10/2023) setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 6%.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Tercatat sebanyak 147 saham menguat, 404 saham melemah, dan 207 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.840-6.927. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp10.636 triliun.

Saham perbankan BBRI menjadi salah satu saham yang melemah dengan turun 150 poin atau 2,91% ke level Rp5.000 per saham.

Begitu pula saham bank besar lainnya seperti BMRI yang turun 2,14% ke level Rp5.725, BBCA turun 1,13% ke level Rp8.750, dan saham BBNI yang turun 3,61% ke level Rp4.940.

Sementara itu, saham rate sensitive lain di sektor teknologi seperti GOTO justru ditutup menguat 1,59% ke level Rp64, mengakhiri tren pelemahan delapan hari berturut-turut.

Saham big caps lain ditutup bervariasi dengan BREN yang naik 6,86% ke level Rp4.050, AMMN naik 1,18% ke level Rp6.450, dan ASII turun 1,72% ke level Rp5.725.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan pada Kamis (19/10/2023) pasar merespons negatif peningkatan suku bunga acuan BI.

Respons negatif ini terutama terjadi pada saham-saham rate-sensitive seperti perbankan.

“Sebaliknya, saham-saham defensif, misal consumer-related cenderung bertahan di hari ini,” kata Valdy kepada Bisnis, Kamis (19/10/2023).

Adapun untuk ke depan, kata dia, setelah dampak psikologis peningkatan suku bunga mulai mereda, terdapat potensi bargain hunting atau buy on support di saham-saham bank.

“Terutama bank berkapitalisasi besar dapat kembali diperhatikan,” ujar dia.

Sebelumnya, BI juga telah menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) ke level 6%, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Kenaikan suku bunga ini merupakan kali pertama sejak BI menaikkan suku bunga ke level 5.75% pada Januari 2023 dan mempertahankan di level tersebut hingga September 2023.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap alasan Dewan Gubernur BI menaikkan suku bunga acuan atau BI rate di level 6 persen.

”Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6,00,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (21/9/2023) seperti dilansir Bisnis.

Mengacu pada keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75% Perry menuturkan keputusan BI menaikkan suku bunga acuan ini adalah untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preemptive dan forward looking memitigasi dampaknya ke imported inflation.

”Sehingga inflasi tetap terjaga di level 2-4 persen pada 2023 dan 1,5-3,5 persen pada 2024,” lanjutnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya