SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA —Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI)  diproyeksi dapat menembus level 7.100 dalam dua pekan ke depan salah satunya bakal ditopang oleh laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menyebutkan pergerakan IHSG akan dapat menembus resistance 7.100 dalam dua minggu awal Agustus karena beberapa katalis positif ikut mendorong gerak IHSG tersebut.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“IHSG pekan depan akan memiliki beberapa katalis salah satunya rilis laporan keuangan big banks yaitu BBRI dan BMRI, terutama BBRI yang terlihat dalam 5 bulan pertama terlihat kenaikan di sisi earnings bottom linenya,” jelasnya, dikutip Minggu (30/7/2023).

Secara jangka pendek, IHSG disebut bisa menyentuh 7.100 pada pekan depan jika dapat menembus area 7.000 terlebih dahulu karena diharapkan laporan keuangan BBRI semester I/2023 akan menopang IHSG yang cenderung sideways pekan lalu.

Adapun beberapa katalis positif untuk pergerakan IHSG pekan depan didominasi oleh katalis dalam negeri yaitu adanya rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia sebesar 127,1 pada Juni 2023 dari level tertinggi selama 12 bulan ke belakang.

Sementara itu, ada katalis dari surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,46 miliar pada Juni 2023 lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$0,44 miliar.

Selanjutnya level inflasi tahunan pada Juni 2023 yaitu 3,52 persen yang sesuai dengan target Bank Indonesia sebesar 2 persen hingga 4 persen.

Kemudian ada katalis positif yang akan menggerakkan sektor basic materials yang datang dari angka Penanaman Modal Asing (PMA) dalam investasi langsung sepanjang semester I/2023 tercatat sebesar Rp363,3 triliun atau tumbuh 17 persen.

Sementara itu katalis yang memungkinkan menekan gerak IHSG berasal dari katalis suku bunga global dan Bank Indonesia. Sebelumnya Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Adapun The Fed justru bersikap hawkish dengan menaikkan suku bunga 25 bps lagi dan diproyeksikan akan kembali menaikkan 25 bps pada September mendatang.

Katalis negatif juga datang dari Bank Central Eropa (ECB) yang menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen.

Meski demikian, Ratih menjelaskan penguatan tersebut bersifat jangka pendek yaitu selama dua minggu awal Agustus saja, sisanya IHSG diprediksi berbalik melemah. Hal tersebut disebabkan oleh sentimen kebijakan The Fed yang dirilis pada September mendatang.

Sepanjang Agustus, Ratih menjelaskan sektor yang masih menarik untuk dicermati yaitu sektor konsumer baik siklikal maupun nonsiklikal, finace dan basic materials seperti indutri kertas dan semen. Ajaib Sekuritas merekomendasikan saham SMGR, ACES, INKP dan BBRI sepanjang Agustus.

Sebelumnya IHSG ditutup menguat tipis pada Jumat (28/7/2023) ke level 6.900 atau naik 0,05 persen. Indeks komposit berhasil menguat di menit-menit terakhir perdagangan setelah sepanjang hari bergerak di level 6.904,10 hingga 6.857,36.

Sebanyak 196 saham menguat, 324 saham melemah dan 221 saham stagnan. Nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp9,87 triliun dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.055,82 triliun.

“Pasar tampaknya menyikapi Bank of Japan mempertahankan suku bunga utama jangka pendeknya tidak berubah di 0,1 persen, dan imbal hasil obligasi 10 tahun di sekitar 0 persen, hal ini sesuai dengan konsensus pasar,“ sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Namun demikian, pasar juga memperhatikan core consumer price index Jepang yang naik 3 persen secara tahunan pada Juli 2023, atau melambat dari kenaikan 3,2 persen pada bulan sebelumnya, dan berada di atas ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen.

Sehingga, masih juga melampaui target Bank of Japan sebesar 2 persen, yang mana data tersebut juga memberikan tekanan pada bank sentral untuk menyesuaikan kebijakan moneter yang sangat longgar tahun ini di tengah inflasi dan kenaikan suku bunga global.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 0,99 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik 0,75 persen dan 0,49 persen.

Sedangkan, lima sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 1,33 persen, diikuti sektor industri dan sektor barang konsumen nonprimer yang masing- masing turun 0,49 persen dan 0,44 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu NELY, VINS, ERTX, CUAN dan INPS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni JATI, AMAN, ABBA, ARNA dan HAIS.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.258.622 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,18 miliar lembar saham senilai Rp9,83 triliun. Sebanyak 196 saham naik, 324 saham menurun, dan 221 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya