SOLOPOS.COM - Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, belum lama ini. (Bisnis/Himawan L Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA —Menjelang rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini, 21-25 Agustus 2023, diprediksi akan bergerak sideways dan cenderung melemah pada rentang 6.815-6.910.

Sederet katalis mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini, salah satunya yakni Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 23-24 Agustus 2023. Pada akhir pekan ini,

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, pelemahan IHSG sejalan dengan ekonomi China yang semakin mengkhawatirkan. Pertumbuhan penjualan ritel China secara tahunan mengalami perlambatan, pada Juli 2023 tercatat di level 2,5 persen setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 3,1 persen.

Alhasil, kondisi tersebut membuat harga komoditas logam mineral melemah, seperti nikel, timah dan tembaga. Sementara itu, Evergrande, perusahaan properti asal China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) setelah gagal bayar utang (default) sebesar US$330 miliar.

“Pekan depan pada 21-25 Agustus 2023 katalis RDG Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG,” ujar Ratih dalam riset, Minggu, (20/8/2023).

Menurutnya, meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08 persen, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75 persen pada pertemuan RDG Agustus mendatang. Adapun, suku bunga sebesar 5,75 persen telah berlangsung sejak Januari 2023.

Pertimbangan suku bunga yang masih di level tersebut, yaitu untuk menjaga inflasi dalam target 2-4 persen hingga akhir tahun dan meminimalisir depresiasi nilai tukar rupiah.

Sementara itu, nilai tukar rupiah kembali melemah, kurs Jisdor berada di level Rp15.308 per dolar AS (Jumat, 18/8/23) atau terdepresiasi minus 1,26 persen sejak awal Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali naik menyusul sikap hawkish lanjutan dari The Fed minggu ini dan FOMC September mendatang.

“Penurunan nilai tukar turut berdampak pada capital outflow di pasar ekuitas domestik. Secata Month to Date (MtD) investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp16,8 triliun,” jelasnya.

Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut di antaranya sektor yang berbasis impor yaitu komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor, emiten dengan bahan baku impor dan memiliki global bond.

Sedangkan sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi.

Sebelumnya, IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (18/8/2023) ditutup melemah seiring adanya potensi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dalam pertemuannya mendatang.

IHSG ditutup melemah 40,63 poin atau 0,59 persen ke posisi 6.859,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,20 poin atau 0,75 persen ke posisi 956,71.

“Pergerakan IHSG mengikuti bursa global yang sedang mendapat sentimen negatif terutama dari potensi kenaikan suku bunga AS dan perlambatan ekonomi China,” ujar Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei seperti dilansir Antara Jumat (18/8/2023).

Risalah pertemuan kebijakan moneter The Fed pada Kamis (17/8/2023) waktu Indonesia, menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan terus memprioritaskan pertempuran melawan inflasi, yang mana menambah ketidakpastian di kalangan investor terhadap prospek suku bunga acuan The Fed.

Selain itu, Morgan Stanley memangkas ramalan terhadap pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini, menyusul serentetan data perlambatan ekonomi negara tersebut dan kekhawatiran atas sektor properti.

Morgan Stanley melihat produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 4,7 persen pada tahun ini, atau turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 5 persen, serta menurunkan perkiraan PDB China tahun 2024 menjadi 4,2 persen dari semula 4,5 persen.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat di mana sektor energi paling tinggi yaitu 0,39 persen, diikuti sektor infrastruktur yang naik sebesar 0,07 persen.

Sedangkan sembilan sektor turun yaitu sektor industri turun paling dalam yaitu minus 1,36 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan barang konsumen non primer yang masing-masing minus 1,06 persen dan minus 0,94 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu HUMI, BPTR, ERTX, SOCI, dan SGER. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni VTNY, TRON, PPRI, JAWA, dan AWAN.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.090.848 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,47 miliar lembar saham senilai Rp11,32 triliun. Sebanyak 193 saham naik, 327 saham menurun, dan 222 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia hari ini antara lain, indeks Nikkei melemah 175,19 poin atau 0,55 persen ke 31.450,80, indeks Hang Seng melemah 375,78 poin atau 2,05 persen ke 17.950,85, indeks Shanghai melemah 31,79 poin atau 1,00 persen ke 3.131,95, dan indeks Strait Times melemah 22,82 poin atau 0,71 persen ke 3.173,93.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya