SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Jelang keputusan rapat Federal Reserve atau The Fed terkait suku bunga, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berisiko terkoreksi pada perdagangan Selasa (13/6/2023) ini.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas mengatakan potensi pergerakan IHSG masih diiringi oleh momentum musim bagi dividen dari emiten yang berada dalam pasar modal Indonesia. Si sisi lain minimnya sentimen global, regional, dan domestik masih membuat IHSG bergerak dalam fase konsolidasi wajar.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka menengah-panjang,” paparnya dalam publikasi riset seperti dilansir Bisnis.com.

Hari ini IHSG berpotensi melemah dalam rentang 6.636- 6.789.

Rekomendasi saham pilihannya adalah BBCA, BBNI, PWON, DMAS, BINA, TLKM, TBIG, KLBF, UNVR. Dalam riset berbeda, Analis Samuel Sekuritas Indonesia William Mamudi menyampaikan IHSG (6.722) rebound dari support 6.560 dengan doji-doji berkepanjangan. Downtrend line breakout, potensial kembali uji resisten 6.770. Rekomendasi beli saham AKRA, NSSS, ASSA.

The Fed akan memantau data inflasi yang dirilis pada Selasa (13/6/2023) sebagai pertimbangan kebijakan moneter dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Juni 2023 mendatang.

Dalam rapat FOMC, the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuanya. Dari sisi lain, investor akan fokus pada pembaruan proyeksi kenaikan suku bunga atau Dot plot. Dot plot The Fed diperkirakan menunjukan rata-rata suku bunga acuan kebijakan pada akhir tahun ini sebesar 5,1 persen.

Sebaliknya, pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan 25 basis poin pada bulan Juli yang diikuti oleh pemangkasan yang sama pada bulan Desember. Selain itu, sejumlah pejabat The Fed telah menekankan bahwa jeda dalam siklus kenaikan seharusnya tidak dilihat sebagai kenaikan terakhir.

Sebelumnya, IHSG pada Senin sore ditutup naik mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia dan global.

IHSG ditutup menguat 28,35 poin atau 0,42 persen ke posisi 6.722,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,52 poin atau 0,16 persen ke posisi 952,72.

“[Pergerakan IHSG] dikarenakan lebih ke arah musim pembagian dividen,” ujar CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya seperti dilansir Antara, Senin (12/6/2023).

Pada awal pekan, IHSG dan bursa saham regional Asia bergerak variatif seiring sikap para pelaku pasar yang berhati-hati terhadap arah pergerakan pasar, sehubungan dengan penantian rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Adapun, rilis inflasi AS akan menentukan arah kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan 13 hingga 14 Juni 2023 nanti, terkait suku bunga acuan mereka.

Selain itu, pasar juga akan mengikuti dengan seksama pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan.

Dari dalam negeri, meningkatnya indeks kepercayaan konsumen akan menopang katalis positif terhadap IHSG, yang mana Bank Indonesia (BI) telah melaporkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2023 sebesar 128,3, atau lebih tinggi dibandingkan sebesar 126,1 periode April 2023.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik paling tinggi yaitu 2,87 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor energi yang masing-masing naik sebesar 1,43 persen dan 0,81 persen.

Sedangkan, empat sektor terkoreksi yaitu sektor properti turun paling dalam minus 0,61 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor infrastruktur yang turun minus 0,42 persen dan 0,06 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KLAS, KAYU, BBHI, UNIQ dan WIFI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MAXI, AMAN, SAGE, INDX dan PGAS.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.462.845 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,43 miliar lembar saham senilai Rp9,23 triliun. Sebanyak 291 saham naik, 238 saham menurun, dan 220 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya