Bisnis
Rabu, 17 Juni 2020 - 13:25 WIB

IHSG 17 Juni Naik Turun Bak Roller Coaster, Ini Penyebabnya Kata Analis

Newswire  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pergerakan IHSG Sesi I perdagangan Rabu (17/6/2020). (Istimewa/website BEI)

Solopos.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan atau IHSG 17 Juni bergerak naik turun bak roller coaster sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Minimnya sentimen positif pada Rabu (17/6/2020) membuat laju indeks sulit bertahan di atas level 5.000.

IHSG sempat bergerak menjanjikan dengan menembus level resistance 5.018,985 pada awal perdagangan. Tidak lama berselang, laju IHSG 17 Juni amblas ke zona merah namun mencoba kembali rebound.

Advertisement

IHSG tidak mampu bertahan positif jelang akhir sesi pertama dengan menyentuh level support 4.968,926. Namun, indeks mencoba bangkit dan mendarat dengan penguatan tipis 0,02 persen atau 1,188 poin ke level 4.987,646 pada akhir sesi pertama.

Lagi, Tafsir Kalender Suku Maya Prediksi Kiamat 21 Juni 2020

Advertisement

Lagi, Tafsir Kalender Suku Maya Prediksi Kiamat 21 Juni 2020

Total nilai transaksi saham di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp4,65 triliun. Tercatat, 175 saham menguat, 196 terkoreksi, dan 177 stagnan.

Sektor saham pertambangan menjadi penekan IHSG 17 Juni dengan koreksi 0,33 persen pada akhir sesi pertama. Sebaliknya, sektor saham perdagangan menopang pergerakan dengan penguatan 0,9 persen.

Advertisement

Update Kasus Positif Covid-19 Dunia: Sehari Tambah Hampir 150.000

Saham Indofoof Jadi Incaran

Adapun, investor asing terpantau mengincar saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) sepanjang sesi pertama, Rabu. Emiten konsumer itu menempati urutan teratas top net foregin buy senilai Rp23,8 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan IHSG 17 Juni masih minim sentimen positif dari data makro ekonomi dalam negeri. Apalagi, kemarin kinerja penjualan ritel Indonesia dilaporkan mengalami penurunan 16,9 persen pada April 2020.

Advertisement

Tak Ada Keringanan Retribusi untuk Pedagang Pasar di Karanganyar

“Kemudian, data makro ekonomi global saat ini masih minim katalis positif. Hasil dari neraca perdagangan Jepang masih mengalami defisit sehingga membuat kinerja indeks Jepang berada di zona merah dan mempengaruhi kinerja indeks di kawasan Asia Pasifik,” paparnya kepada Bisnis.com, Rabu.

Nafan menyebut laju IHSG 17 Juni juga mendapat tekanan tambahan dari proyeksi pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II/2020. Prediksi itu menjadi sentimen pemberat bagi pergerakan indeks sesi perdagangan hari ini.

Advertisement

“Pasar juga menilai bahwa realisasi stimulus ekonomi masih rendah,” jelasnya.

Inovasi Merek SBBI 2020, Hotel di Soloraya Ini Bikin Layanan Bersih-Bersih

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif