Solopos.com, SOLO — Salah satu siswa SMKN 9 Surakarta, Glassyndra Art’sa Affawwa, 17, sukses membuka bisnis daur ulang sepatu bekas menjadi sepatu bernilai seni tinggi dengan lukisan.
Berawal dari hobi Glassyndra yaitu berburu sepatu bekas atau thrifting, ia melirik potensi usaha jual beli sepatu bekas yang kemudian dipermak dengan lukisan.
Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan
Apalagi murid jurusan seni rupa ini memang piawai dalam melukis.
“Dari thrifting cari sepatu bekas, kemudian banyak, bingung mau dilarikan ke mana, terus saya coba gambar dan ternyata bisa dijual. Sebenarnya semua bisa dilukis, dari kaos kaki, totebag. Catnya saya pakai cat acrylic,” terang Glassyndra saat ditemui Solopos.com dalam acara Solo Art Market, di Jalan Diponegoro Ngarsapura, Solo, Minggu (19/2/2023).
Ia memilih cat acrylic karena relatif lebih awet dan tidak luntur jika terkena air. Untuk motif sendiri ia biasanya menyesuaikan permintaan customer atau mengikuti tren yang sedang berkembang.
Untuk melukis satu sepatu bekas paling tidak ia membutuhkan waktu sehari hingga dua hari.
“Cari uang sendiri buat tambahan jajan-jajan. Dari sepatu bekas saya ambil untung Rp50.000 per sepatu, lalu dilukis habis cat kan sedikit. Biasanya sepatu bekas saya beli di Klaten dengan harga Rp50.000 hingga Rp150.000, tergamtung brand, terus bisa dijual Rp120.000 hingga Rp200.000 per sepatu,” ujar Glassyndra.
Bisnis daur ulang sepatu lukis ini mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dalam lingkup pertemanannya.
Dalam satu kelas seni rupa di sekolahnya, ada tiga orang yang mengikuti Solo Art Market dengan membuka stan bersama-sama dengan menjual produk berbeda.
Glassyndra menjual daur ulang sepatu lukis, sementara temannya membuka bisnis workshop totebag lukis mulai harga Rp25.000.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
