SOLOPOS.COM - Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Jawa Barat, dengan tema "Percepatan Ekonomi Desa dengan Digitalisasi", Selasa (16/11/2021).(Istimewa)

Solopos.com, BANDUNG — Pembangunan ekosistem digital di desa-desa di Jawa Barat menjadikan masyarakat tak perlu pergi ke kota untuk membangun usaha atau mencari pekerjaan.

Masyarakat desa bisa membangun usaha yang penghasilannya tidak kalah dengan bisnis yang dibangun orang kota. Bahkan penjualannya bisa sampai ke luar negeri.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Cita-cita yang dibangun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui roadmap Desa Digital di Jawa Barat sudah membuahkan hasil. Banyak petani, peternak, dan UMKM di desa-desa yang penghasilannya naik lebih dari 200 persen setelah mengubah cara pengelolaannya dengan sentuhan digital.

“Digital itu tidak hanya untuk aplikasi atau jualan, tapi juga untuk kerja. Misalnya, kasih ikan dengan HP, penyiraman tanaman pakai HP, dan hasilnya meningkat 300 persen. Dengan demikian, digitalisasi bisa membangun ekonomi masyarakat lebih baik,” jelas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Jawa Barat, dengan tema “Percepatan Ekonomi Desa dengan Digitalisasi”, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Pemerintah Resmi Pungut Bea Masuk Pakaian dan Aksesori Impor

Kang Emil, demikian dia akrab disapa, menjelaskan, Provinsi Jawa Barat ingin memberikan solusi permasalahan di tengah masyarakat melalui aplikasi atau memanfaatkan teknologi digital. Maka selama lima tahun menjadi guberur Jawa Barat, dia telah membuat roadmap digitalisasi desa.

Jawa Barat dengan jumlah penduduk 49,9 juta jiwa, sebanyak 72 persennya tinggal di perdesaan. Jumlah desa di Jawa Barat sebanyak 5.312 desa dan tersisa 23 desa yang belum bisa mengakses internet.

“Penyedian infrastruktur internet yang memadai di desa, kami ingin teknologi itu tidak hanya milik orang kota. Anak-anak desa tidak perlu ke kota, tapi bisa membangun usahanya di desa,” lanjut Ridwan Kamil.

Dalam roadmap desa digital, Kang Emil meminta desa-desa memiliki akun media sisial. Tujuannya untuk mempromosikan kekayaan desa melalui konten-konten yang menarik. Kepala Desanya diharuskan melek aplikasi dan banyak melakukan komunikasi dengan warganya melalui WhatsApp grup.

Baca Juga: Getol Lawan Covid-19, Astra Gelar Festival Kesehatan Lagi

Mmebangun Database Desa

Kepala Dinas DPMB Jawa Barat Dr Ir H Dicky Saromi MSc, melengkapi penjelasan Ridwan Kamil, mengatakan, beberapa keunggulan yang bisa dilakukan melalui digitalisasi, adalah membangun database desa.

Sehingga mampu memberikan pelayanan lebih cepat kepada masyarakat, pengembangan potensi desa melalui distribusi informasi lebih luas sehingga banya pihak yang tertaruk untuk berinvestasi atau bekerjasama.

Hal yang juga bisa didapatkan melalui digitalisasi adalah pengembangan modal usaha di desa dan pemasaran hasil produksinya.

Ridwan Kamil menjelaskan, ada banyak perusahan e-commerce atau marketplace yang kini bekerjasama dan ingin ikut membangun desa-desa di Jawa Barat. Bahkan ada e-commerce yang membangun pusat pelatihan digital di desa-desa.

“Jadi kalau ada masyarakat yang tidak tahu jualan online, mereka tinggal datang ke balaidesa. Di sana dibantu register, lalu bisa jualan online,” ujar Ridwan Kamil.

Baca Juga: Jelang Ulang Tahun ke-14, The Sunan Hotel Solo Gelar Donor Darah

Sudah banyak yang berhasil memnafaatkan digitalisasi desa. Ridwan Kamil mencontohkan, ada warga yang memiliki usaha beromzet Rp10 juta per bulan, kini menjadi Rp300 juta per bulan setelah memanfaatkan pemasaran digital.

Pemilik Gentong Geulis Ita Sumanti, asal Desa Pleret, Kabupaten Purwakata, adalah satu di antara pengusaha yang tinggal di desa yang mendapatkan rezeki melebihi orang kota.

Ita tak menyangka usaha jualan obat herbal yang semula dipasarkan di kalangan keluarga bisa diterima masyarakat lebih luas.

Tidak hanya warga Jabar, Jakarta, dan daerah lain di Indonesia, produk herbal Gentong Geulis berisi ramuan tanaman obat agar daya tahan tubuh tetap prima, sudah dipasarkan hingga ke luar negeri.

“Awalnya ditawarkan ke keluarga. Alhamdulillah banyak yang suka. Kami berkesimpulan, produk ini bisa dijual nih. Maka, kami coba pasarkan melalui e-commerce dan hasilnya sangat baik,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Mereda, Ekonomi Jatim Diproyeksi akan Rebound

Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Guntur Subagja Mahardika S Sos, MSi, di acara yang sama, menjelaskan, pemerintah pusat sangat mengapresiasi program desa digital atau sistem digitaliasi yang dikerjakan Provinsi Jawa Barat.

Hal itu sejalan dengan upaya yang dikerjakan oleh pemerintah pusat dalam pemulihan ekonomi masyarakat yang dalam hampir dua tahun terdampak Covid-19.



Pengembangan Badan Usaha Millik Desa (BUMDes) dan wisata desa adalah satu di antara sekian banyak program pemerintah dalam membangun desa agar keadilan ekonomi merata antara kota dan desa.

Menurutnya, jiwa wirausaha di desa masih rendah, yakni 12,51 persen. Maka menjadi pekerjaan rumah semua pihak untuk membangkitkan semangat wirausaha di desa. Jalan membangun wirausaha di desa adalah melalui digitalisasi.

“Mengapa masuk ranah digital? Ada 3 perubahan besar, tren industi, tren teknologi, dan tren konsumsi. Kosumen kini mainya dilayani dan tetap tinggal di rumah,” ujarnya.

Maka, seperti diungkapkan Ridwan Kamil, pemerintah pusat juga sedang menggenjot pembangunan infrastruktur digital di desa-desa. Tujuannya agar masyarakat desa dapat maju, baik sosial maupun ekonominya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya