SOLOPOS.COM - Seminar Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045, Jakarta, Senin (7/8/2023).(Istimewa/Huawei Indonesia)

Solopos.com, SOLO — Huawei sebagai penyedia solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terkemuka siap mendukung pemerintah menghadapi tantangan keamanan siber di ruang digital Tanah Air.

Direktur Information and Communication Technology (ICT) Strategy and Business, Huawei Indonesia, Mohammad Rosidi, mengatakan Huawei berkomitmen untuk terus berpartisipasi menciptakan pemerataan akses digital secara luas di Indonesia.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Ini bisa melalui pembangunan infrastruktur, serta pengembangan talenta digital yang memiliki literasi dan kemampuan yang memadai, mengingat penguatan ruang digital yang aman merupakan tanggung jawab bersama segenap pemangku kepentingan dalam ekosistem digital,” papar Rosidi dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (16/8/2023).

Rosidi melanjutkan, komitmen Huawei dalam mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik.

Mencetak 100.000 Talenta Ahli TIK

Komitmen I Do Contribute dari Huawei akan membantu perusahaan tersebut mengembangkan talenta TIK yang dapat berkontribusi besar terhadap proses transformasi digital di Indonesia, termasuk dalam mengantisipasi tantangan keamanan siber.

Huawei telah mendirikan lebih dari 1.900 akademi TIK di lebih dari 110 negara dan wilayah. Akademi digital Huawei tersebut mampu melatih lebih dari 150.000 siswa di seluruh dunia setiap tahun.

Huawei ASEAN Academy di Indonesia telah berdiri dan beroperasi, serta siap untuk merealisasikan komitmen Huawei dalam mencetak 100.000 talenta TIK Indonesia hingga 2025 mendatang.

Sejauh ini, Huawei sudah memberikan pelatihan, pembekalan, dan sertifikasi kepada lebih dari 83.000 penerima manfaat. Rosidi mengatakan keberadaan SDM yang menguasai bidang TIK menjadi kunci penting Indonesia mewujudkan visi besar dan meningkatkan daya saing.

Huawei menilai pesatnya perkembangan transformasi digital di Indonesia perlu diimbangi dengan pemanfaatan sistem keamanan yang tinggi guna menjaga privasi dan keamanan arus pertukaran data yang semakin deras.

Saat ini Huawei juga menyematkan sistem keamanan tercanggih di setiap solusi teknologi majunya, seperti Huawei Cloud dengan lebih dari 80 sertifikat keamanan global.

Rosidi menjelaskan Huawei Cloud memiliki manajemen risiko yang dinamis dan berbasis AI guna mengatasi dan menghindari ancaman siber.

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam Seminar Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) Andi Widjajanto, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, Ketua Umum Asosiasi Big Data Indonesia (ABDI) Rudi Rusdiah, Direktur Jenderal Aplikasi Informatikan Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, dan CEO PT Telkomsel Ekosistem Digital, Andi Kristianto.

Indonesia diproyeksikan masuk jajaran lima besar negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada 2045. Itu sebabnya percepatan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung produktivitas masyarakat di ruang digital yang aman dari serangan siber.

Gubernur Lemhanas RI, Andi Widjajanto, mengungkapkan Indonesia mengalami 1,2 miliar serangan siber setiap tahunnya pasca-pandemi.

Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat dari era sebelum pandemi sebesar 400 juta per tahun. Salah satu bentuk serangan siber yang sedang ramai adalah malware yang akhir-akhir ini dikirim dalam bentuk aplikasi undangan pernikahan.

“Terjadi 2.200 serangan setiap menit di ruang siber yang sebagian menyasar data-data pribadi, korporasi dan niaga. Kondisi ini harus segara dibenahi dengan dukungan arsitektur yang komprehensif mulai dari regulasi hingga opsi teknologi. Huawei dapat berkontribusi besar dalam membantu pemerintah menyiapkan sistem keamanan data yang terbaik,” ujar Andi Widjajanto.

Data Lemhanas RI menunjukkan jika data yang tersimpan di ruang digital di seluruh dunia sudah mencapai 70 zetabit pada periode 2020-2022. Jumlah tersebut diprediksi bakal melonjak tajam seiring perkembangan pesat transformasi digital di setiap negara.

Pengamat keamanan siber UNS, Winarno, berpendapat dukungan Huawei terhadap keamanan siber Indonesia diperlukan.

“Di Indonesia masih banyak situs Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi yang jaringannya tidak dibangun dengan vendor karena terkendala anggaran, baik dari sisi hardware, lisensi atau SDM. Menurut saya jika ada perusahaan teknologi mau berkontribusi membangunnya bersama untuk ketiga-tiganya, sangat menarik jika terealisasi,” papar Winarno saat dihubungi Solopos.com, Jumat (18/8/2023).

Dia melanjutkan dukungan hardware untuk keamanan siber masih sangat kurang, terutama lisensi dan upgrade SDM. Winarno mengatakan Indonesia masih memerlukan alat untuk meningkatkan pertahanan siber.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya