SOLOPOS.COM - Suasana jual beli di Plaza Singosaren, di Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan Solo. Foto diambil Selasa (14/2/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Ketergantungan masyarakat pada handphone seolah selaras dengan tingkat keramaian di sentra jual beli handphone yakni Plaza Singosaren Solo.

Ketua Paguyuban Pelaku Bisnis Pasar Singosaren (Pakubaris) Solo, Dendy Noviandra, Selasa (14/2/2023), mengatakan saat ini ada 300 pemilik toko handphone dan penyedia jasa service handphone di Plaza Singosaren.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Dendy mengatakan saat ini bisnis retail handphone 70% dikuasai dengan sistem tukar tambah. Sebagai diketahui, Plaza Singosaren sendiri menjelma menjadi sentra retail handphone mulai 2000-an.

Ia menguraikan pada masa tersebut, setidaknya ada 100-an orang yang berbisnis serupa, kemudian sempat meningkat hingga 500-an pelaku bisnis pada 2008, karena banyak orang tertarik ikut-ikutan mencoba bisnis tersebut.

Namun mulai berkurang karena ada yang kurang menguasai pasar dan manajemen. “Saat ini paling tidak ada 20-an pemain lama di Singosaren, rata-rata baru semua,” terang Dendy saat ditemui Solopos.com pada Selasa di toko miliknya.

Dendy menjelaskan bahwa bisnis jual beli handphone ini masih menjanjikan sama halnya bisnis kuliner.

Walaupun tidak termasuk dalam kebutuhan primer manusia, berupa sandang, pangan, dan papan. Menurutnya handphone saat ini tidak pernah lepas dari masyarakat dari semua kalangan usia.

Ia sendiri awalnya merupakan karyawan salah stau toko handphone pada saat masih berusia 18 tahun.

Kemudian selang dua tahun setelah itu, ia kemudian membuka toko sendiri dengan modal dari investor sebesar Rp20 juta. Dari satu toko tersebut, saat ini ia telah memiliki empat kios yang juga berada di Plaza Singosaren.

Belajar dari tren ada dua waktu, Plaza Singosaren diserbu pembeli, yaitu menjelang akhir tahun pada November hingga Desember.

Serta momen lebaran, tepatnya sepekan sebelum Lebaran dan hari keempat Hari Raya Idul Fitri. Karena banyak dari konsumen yang spend tabungan pada momen-momen seperti ini untuk membeli barang baru, termasuk handphone.

Walaupun banyak jenis handphone baru, menurut Dendy, handphone seken masih diminati, terutama dengan sistem tukar tambah handphone. Karena banyak orang yang ingin mengikuti tren seri handphone terbaru.

“Alasan konsumen beli seken kan, karena dulu mungkin tidak mampu beli yang harga baru, kemudian menunggu setahun, harga handphone seken seri yang sama bisa jatuh hingga 30% sampai 40%,” ujar Dendy.

Menurut Dendy, saat ini handphone Android merek Samsung menjadi primadona baik jenis baru atau seken terkhusus pada awal 2023 ini.

Sebelumnya, pada 2022 ke belakang, Iphone menjadi barang yang paling banyak dicari. Namun kebijakan pemerintah memblokir IMEI Iphone seken internasional membuat tren penjualan Iphone bekas juga menurun. Konsumen takut terkendala beberapa masalah karena kebijakan tersebut.

Metode pembayaran juga kian beragam, dari cash on delivery (COD) yang artinya jemput bola ke konsumen. Atau pun bisa melalui kredit melalui pihak ketiga, semacam Kredivo, Shopeepaylater, tergantung permintaan konsumen.

Dendy mengaku selain fokus di toko offline, ia juga merambah ke Shopee, Tokopedia, OLX, dan Instagram. Ia sendiri belum memilih memanfaatkan TikTok Shop, karena menurutnya pangsa pasar handphone cukup sulit, karena bukan barang yang terjangkau dan tidak dibutuhkan setiap waktu.

Salah satu warga Solo, Sigit Hermawan, 31, selalu menjadikan Plaza Singosaren menjadi jujukan ketika membutuhkan handphone baru. Setelah lima tahun hidup di Solo, ia berganti handphone setidaknya tiga kali. Ia bahkan seringkali mengantarkan temannya untuk membeli handphone di sana.

Tentu, karena toko yang banyak menjadikan banyak pilihan produk dan banyak pilihan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya