SOLOPOS.COM - Ilustasi hotel. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Tren hotel dijual secara online marak di sejumlah platform jual beli properti beberapa waktu terakhir. Melansir situs lamudi.co.id, ada sejumlah hotel di Kota Bengawan juga diiklankan secara online.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Hotel Boutique Solo yang berlokasi di Jebres dijual di situs lamudi.co.id dengan harga Rp45 miliar, kemudian Hotel Djayakarta yang lokasinya di dekat Stasiun Solo Balapan dijual dengan harga Rp38 miliar.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Kondisi ini cukup mengejutkan dan kontras  karena okupansi hotel beberapa waktu terakhir setelah pandemi Covid-19  termasuk saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022-2023 kemarin menunjukkan tren kenaikan cukup tinggi.

Menanggapi hal tersebut, pejabat humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A Sreshtho mengatakan penjualan hotel tetap bergantung pada keputusan investor.

“Investasi perhotelan adalah investasi jangka panjang yang besar dan membutuhkan modal banyak. Tidak jarang pihak bank digandeng dalam investasi tersebut, dan realitanya meskipun okupansi baik yang sejalan dengan tingkat pendapatan yang baik di beberapa momen tertentu mungkin tidak memberi dampak besar bagi investor dalam membayar bunga bank untuk investasi properti,” jawabnya saat dihubungi Solopos.com Selasa (10/1/2023).

Dia menjelaskan kemungkinan para investor menganggap investasi properti seperti hotel saat bukan peak season atau liburan ternyata biasa saja atau memang karena ingin dijual kembali.

“PHRI tidak bisa melarang atau mencegah penjualan hotel karena ini semua kembali ke bisnis. Kami hanya bisa mengingatkan bagi calon investor saat melirik bisnis hotel atau penginapan sebaiknya lakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Bisnis hotel ini sifatnya jangka panjang, tidak bisa mengharapkan keuntungan didapat dengan cepat,” tambahnya.

Sistho juga memberi masukan bagi pemilik hotel di Solo keuntungan bisa didapat dari mempelajari pasar. “Hotel, restoran, mal, rumah makan, butik, toko itu termasuk dalam dunia hospitality yang menjual jasa melayani tamu. Kepuasan pelanggan adalah penilaian utama, sehingga sebaik apapun properti dan fasilitasnya, jika tamu belum puas dan nyaman maka bisnis tersebut akan ditinggalkan,” paparnya.

“Alangkah baiknya terus memantau perkembangan karakter, budaya, dan permintaan tamu setiap saat. Permintaan tamu selalu berubah dan up to date dengan teknologi dan digitalisasi. Digitalisasi di sini sangat penting, sehingga jika pelaku bisnis hotel stuck dan tidak punya inovasi ya siap-siap saja ditinggalkan,” tambah pria itu Selasa (10/1/2023).

Selain itu dia juga mengajak investor  selalu belajar dan cari cara untuk terus mengembangkan produk.

“Tidak melulu investasi yang besar, tapi selalu lihat keinginan tamu, peka terhadap keinginan mereka, kemudian pantau pasar, bagaimana shifting market berjalan, seperti apa harga yang bisa diterima, pricing management, itu yang harus dipelajari,” ujar Sistho.

Sistho juga mengatakan pelaku bisnis hotel jangan pernah nyaman dengan satu hal, karena dunia hospitality selalu berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya