Bisnis
Rabu, 1 September 2021 - 15:28 WIB

Hotel-Hotel di Bali Marak Dijual, PHRI Khawatir Merembet ke Daerah Lain

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel di Pulau Bali. (Traveloka.com)

Solopos.com, JAKARTA — Di Pulau Bali muncul fenomena hotel-hotel yang dijual akibat terdampak pandemi Covid-19 dan ekonomi yang belum pulih. Hal ini dikhawatirkan merembet ke destinasi wisata di seluruh Tanah Air.

Hotel menengah ke bawah disebut menjadi segmen yang paling rentan untuk dijual akibat menderita dampak pandemi Covid-19.

Advertisement

Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan masalah penjualan hotel di Bali tidak dapat dihindari setelah 6 juta wisatawan yang biasanya melancong tiap tahun ke Pulau Dewata raib karena pandemi.

Baca Juga: Pertashop Pertamina Mulai Sasar Perkotaan, Ini Tujuannya

Advertisement

Baca Juga: Pertashop Pertamina Mulai Sasar Perkotaan, Ini Tujuannya

Menurut data PHRI, sebanyak 70 persen penghuni hotel di Tanah Air merupakan wisatawan mancanegara (wisman). Sementara itu, wisatawan domestik tidak mampu mensubstitusi kontribusi wisman.

“Di daerah lain, juga sudah terlihat indikasi potensi penjualan hotel. Dengan kata lain, situasi tersebut hampir dipastikan bakal merembet ke hotel-hotel di daerah destinasi wisata lain,” kata Maulana kepada Bisnis, Selasa (31/8/2021).

Advertisement

Baca Juga: Jadi Syarat Masuk Mal, Begini Cara Mengatasi Jika Sertifikat Vaksin Tak Muncul di PeduliLindungi

Mekanisme Subsidi

Sementara hotel-hotel yang tergabung dalam grup bisnis, relatif mampu bertahan melalui mekanisme subsidi silang dari lini bisnis lain yang masih menghasilkan pemasukan. Hal tersebut dinilai cukup mampu membuat hotel di segmen menengah ke atas bertahan selama masa pandemi.

“Perbandingan antara hotel menengah ke atas dan menengah ke bawah cukup signifikan. Saat ini, sebanyak 70 persen hotel di Tanah Air rentan dijual karena berstatus menengah ke bawah dan sisanya adalah hotel menengah ke atas,” jelasnya.

Advertisement

Dengan demikian, dia menilai harus ada intervensi dari pemerintah agar hotel-hotel tersebut bisa bertahan. Terutama, intervensi dari segi penyaluran modal melalui sektor perbankan serta insentif biaya lain seperti listrik, pajak, dan tenaga kerja.

Baca Juga: Asyik! Pemerintah Batalkan Rencana Pajak Sembako

Sebagai informasi, data PHRI Bali yang dikutip dari laporan Bank Indonesia mengungkapkan terdapat 48 hotel yang telah dijual sebagai dampak krisis yang disebabkan Covid-19 terhadap hotel dan restoran.

Advertisement

Dari 48 hotel yang dijual tersebut, wilayah Badung berkontribusi paling banyak dengan 41 hotel. Sisanya, 4 hotel berada di Denpasar dan 3 hotel berada di Gianyar. Sementara itu, berdasarkan kategorinya, hotel bintang empat paling banyak dijual dengan jumlah 19 hotel. Kemudian, 14 hotel berbintang tiga, 8 hotel berbintang lima, dan 7 hotel berbintang dua.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif