Bisnis
Jumat, 7 Juli 2023 - 09:27 WIB

Hipmi Solo Siapkan Program Klaster untuk Memajukan UMKM

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk UMKM. (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Himpunan pengusaha muda Indonesia (Hipmi) Solo akan membentuk klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Klaster ini akan menjadi wadah pengembangan UMKM yang disesuaikan dengan kebutuhan era saat ini. Dengan klaster tersebut, tidak hanya menampung UMKM produsen namun termasuk UMKM khusus penjualan.

Ketua Hipmi Solo, Respati Ardi, mengatakan jika melihat perkembangan saat ini, pendampingan terhadap UMKM tidak bisa disamaratakan. Sebab UMKM saat ini bukan hanya UMKM yang fokus pada proses produksi. Dengan munculnya konsep reseller, ada beberapa kalangan pelaku UMKM yang memang hanya fokus pada penjualan.

Advertisement

Dalam upaya mendukung UMKM naik kelas, Hipmi Solo mencoba untuk mengembangkan konsep klaster.  Nantinya ada klaster UMKM produsen dan klaster UMKM penjualan. Menurutnya pembagian klaster tersebut penting karena kebutuhan pendampingan kelompok UMKM tersebut tentunya berbeda. Misalnya saja jika untuk kelompok atau klaster UMKM produsen butuh pemahaman mengani rencana anggaran biaya (RAB) produksi barang.

Namun untuk kelompok yang fokus menjual, tidak memerlukan pemahaman itu, namun yang lainnya. Terlebih dengan perkembangan teknologi saat ini, dengan munculnya sistem penjualan online. Tentu butuh pendekatan yang berbeda,  seperti kemampuan pengemasan, membuat foto atau video yang menarik untuk diunggah ke media sosial atau ke internet, mengelola media sosial dan sebagainya.

“Saat ini kami masih tahap rekruitmen dan penyaringan. Kami memang tidak ingin banyak-banyak, hanya 10 UMKM saja [setiap angkatan]. Jadi nanti lima untuk UMKM produsen dan lima UMKM penjual,” kata dia saat dihubungi, Rabu (5/7/2023).

Advertisement

Rekrutmen bukan hanya dari anggota Hipmi Solo, namun juga terbuka kesempatan bagi UMKM umum. Menurutnya untuk masuk dalam klaster tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya UMKM tersebut setidaknya sudah memiliki dua karyawan. Dengan sudah adanya karyawan, artinya UMKM tersebut memang telah siap untuk berkembang.

Dengan pendampingan yang akan dilakukan setidaknya selama enam bulan, diharapkan nantinya UMKM tersebut bisa lebih naik kelas, salah satunya dari sisi peningkatan omzet.

Dia berharap ke depan program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dan akan menggandeng lebih banyak pelaku UMKM secara bertahap. Di sisi lain pihaknya juga akan terus melakukan evaluasi untuk memastikan program berjalan sesuai harapan, yakni memajukan UMKM.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif