Bisnis
Minggu, 29 Oktober 2023 - 17:56 WIB

Hingga September 2023 Ini, Utang Pemerintahan Jokowi Hampir Tembus Rp7.900 T

Maria Elena  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi simpanan nasabah. (Freepik).

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah pada September 2023 mencapai Rp7.891,61 triliun atau setara dengan 37,95% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Posisi utang tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya (month-on-month/mom) yang tercatat sebesar Rp7.870,35 triliun.

Advertisement

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, rasio utang pemerintah pada September 2023 lebih rendah, dari 39,3% terhadap PDB pada September 2022.

Berdasarkan Buku APBN Kita Edisi Oktober 2023, Kemenkeu menyatakan pengelolaan utang pemerintah tetap baik hingga September 2023.

Advertisement

Berdasarkan Buku APBN Kita Edisi Oktober 2023, Kemenkeu menyatakan pengelolaan utang pemerintah tetap baik hingga September 2023.

Hal itu tercermin dari hasil asesmen Lembaga pemeringkat kredit pada 2023 yang mempertahankan sovereign rating Indonesia pada level investment grade, antara lain oleh S&P dan Fitch (BBB/Stable), serta peningkatan outlook menjadi positif oleh R&I (BBB+/positive).

“Pemerintah senantiasa melakukan pengelolaan utang secara hati-hati dengan risiko yang terkendali melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo,” tulis Kemenkeu, dikutip Minggu (29/10/2023).

Advertisement

“Per akhir September 2023, profil jatuh tempo utang Indonesia terbilang cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo [average time maturity/ ATM] di kisaran 8 tahun,” tulis Kemenkeu lagi.

Lebih lanjut, Kemenkeu melaporkan kepemilikan investor individu dalam SBN domestik terus mengalami peningkatan sejak 2019 yang hanya mencapai 2,95% menjadi 7,38% pada Akhir September 2023.

Sementara itu, kepemilikan SBN domestik terbesar yaitu perbankan, di mana per akhir September 2023 mencapai 29,73%, kemudian diikuti perusahaan asuransi dan dana pensiun yang memegang sekitar 18,35%. Selanjutnya, kepemilikan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 16,91% antara lain digunakan sebagai instrumen pengelolaan moneter.

Advertisement

“Asing hanya memiliki SBN domestik sekitar 14,95% termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing” tulis Kemenkeu.

Sementara, sisa kepemilikan SBN dipegang oleh institusi domestik lainnya untuk memenuhi kebutuhan investasi dan pengelolaan keuangan institusi bersangkutan.

Kemenkeu menegaskan, guna meningkatkan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang, pemerintah terus berupaya mendukung terbentuknya pasar SBN domestik yang dalam, aktif, dan likuid.

Advertisement

Salah satu strateginya adalah melalui pengembangan berbagai instrumen SBN, termasuk pula pengembangan SBN tematik berbasis lingkungan (Green Sukuk) dan SDGs (SDG Bond dan Blue Bond).

Pemerintah pun mendorong digitalisasi dalam proses penerbitan dan penjualan SBN yang didukung dengan sistem online, sehingga mampu membuat pengadaan utang melalui SBN menjadi semakin efektif dan efisien, serta kredibel.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Alert! Utang Pemerintahan Jokowi Hampir Rp7.900 Triliun

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif