SOLOPOS.COM - Ilustrasi menabung. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pengelolaan keuangan pribadi yang baik tak lepas dari pengaturan alokasi anggaran atau anggaran belanja. Alokasi anggaran yang baik akan memengaruhi gaya hidup, agar penggunaan anggaran lebih bermanfaat, yakni dengan membuat prioritas pengeluaran.

Deputi Direktur Perencanaan, Pengembangan, Evaluasi Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Yulianta, ada tiga prinsip alokasi anggaran yang harus diperhatikan, yakni bedakan kebutuhan dan keinginan, sisihkan bukan sisakan dan fungsi bukan gengsi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Hal itu diungkapkan Yulianta dalam Seminar Perencanaan Keuangan dan Investasi yang Bijak Untuk Untuk Menyiapkan Masa Depan Generasi Muda Indonesia, di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, Jumat (8/9/2023).

Dia menjelaskan, konsep alokasi anggaran adalah 10% pendapatan untuk sosial dan ibadah, 20% untuk tabungan, investasi dan proteksi, 30% maksimal cicilan hutang dan 40% untuk kebutuhan biaya hidup.

Salah mengelola keuangan, menurutnya berpotensi mengalami kesulitan finansial. Pengelolaan keuangan juga tidak harus dilakukan bagi yang sudah berpenghasilan. Mahasiswa indekos yang masih mendapatkan jatah pemasukan dari orang juga perlu mengelola keuangan agar tidak mengalami kesulitan keuangan.

“Pengelolaan keuangan ini penting. Intinya untuk mengupayakan bagaimana agar keuangan jangan sampai defisit atau kurang, antara yang diberikan orang tua dan yang dipakai,” kata dia.

Sedangkan untuk tujuan keuangan, adalah cita-cita hidup seseorang yang dalam pencapaiannya butuh biaya. Menetapkan tujuan keuangan ini merupakan langkah awal dalam sebuah pengelolaan keuangan.

Tujuan keuangan tersebut ada tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Setelah menentukan cita-cita atau tujuan, dapat direncanakan kapan targetnya serta berapa kira-kira biaya yang dibutuhkan.

Selanjutnya jalankan rencana yang akan dilakukan serta menjaga komitmen diri agar konsisten, misalnya dalam masa perkuliahan membutuhkan tambahan hard disk eksternal, maka dapat dicari informasi tentang harganya dan ditentukan kapan membutuhkan barang tersebut.

Begitu juga ketika kita membutuhkan atau memiliki tujuan lain, misalnya sepatu, ban motor, biaya skripsi dan sebagainya. Namun untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan komitmen yang kuat. Sementara untuk mendukung komitmen itu, perlu dilakukan pencatatan tentang tujuan-tujuan yang ada.

Pencatatan juga penting dilakukan untuk mengatur keuangan. Pencatatan keuangan tersebut akan menjadi alat perekam pergerakan uang yang dimiliki. Dengan begitu kita tidak mudah lupa dalam melacak pergerakan uang tersebut.

“Pencatatan keuangan, ini yang paling penting sebab kalau tidak dicatat kita bisa saja lupa. Untuk itu perlu menjadi kebiasaan untuk mencatat keuangan kita,” lanjut dia. Pencatatan keuangan juga harus dilakukan secara detail dan disiplin. Tidak perlu menggunakan laptop atau lainnya, pencatatan dapat dilakukan secara sederhana asalkan teratur. Dengan adanya catatan itu, akan diketahui mengenai kondisi keuangan masing-masing.

Pencatatan itu misalnya mencakup berapa uang masuk, berapa uang keluar, dari mana uang masuk, kemana uang keluar, jumlah uang setelah uang masuk dikurangi uang keluar dan sebagainya. Serta yang tidak kalah penting adalah pencatatan tanggal dari setiap kegiatan keuangan.

Sedangkan untuk analisis keuangan, juga penting untuk mengetahui kondisi keuangan sehat atau tidak. Hal ini dapat dilakukan melalui neraca keuangan yang merupakan catatan kekayaan seseorang pada suatu tanggal tertentu. Neraca keuangan dapat berupa laporan catatan keuangan seseorang mengenai aset dan utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya